WahanaNews.co | Presiden Rusia Vladimir Putin telah melakukan penandatanganan dekrit baru. Ia meningkatkan jumlah militer Rusia dari 1,9 juta menjadi 20,5 juta. Khusus personel tempur, angkanya akan naik dari 137.000 menjadi 1,15 juta.
"Terakhir kali Putin menetapkan jumlah tentara Rusia adalah pada November 2017," tulis Reuters, dikutip Sabtu (27/8/2022).
Baca Juga:
Aksi Teror Maut di Moskow Tewaskan 40 Orang
Dekrit baru ini dirilis di tengah enam bulan serangan Kremlin ke Ukraina. Sebelumnya di awal invasi Februari, Putin mengatakan akan memenangkan perang dalam tiga hari, namun berlanjut hingga kini.
Dalam perang Rusia sendiri belum menyebutkan berapa jumlah korban yang jatuh dari pihaknya. Namun Ukraina menyebut 1.351 tentara Moskow tewas.
Barat sendiri memperkirakan angkanya lebih dari itu, bahkan hingga 10 kali lipat. Ukraina sendiri mengakui 9.000 personilnya meregang nyawa.
Baca Juga:
Unggul 87,32 Persen Suara, Vladimir Putin Jadi Pemimpin Terlama di Rusia Setelah Joseph Stalin
Menurut laporan tahunan resmi oleh Institut Internasional untuk Studi Strategis, Rusia memiliki 900.000 personel layanan aktif pada awal tahun ini. Sebanyak 2 juta orang menjadi cadangan dan ditempatkan di layanan dalam lima tahun terakhir.
Sementara itu, mengutip CNBC International, Finlandia, Norwegia dan Swedia mengatakan mereka telah melihat peningkatan kehadiran militer Rusia di dekat perbatasannya. Hal itu terungkap dari pernyataan bersama menteri pertahanan dari ketiga negara, Kamis.
"Pada beberapa kesempatan, kami telah melihat perilaku Rusia yang tidak bertanggung jawab dan tidak profesional," tulis Menhan Finlandia Antti Kaikkonen, Menhan Norwegia Bjorn Arild Gram, dan Menhan Swedia Peter Hultqvist.
Para menteri menambahkan bahwa mereka akan meningkatkan keamanan militer bersama mereka dengan melakukan operasi pelatihan. Termasuk meningkatkan komunikasi.
"Situasi keamanan telah memburuk setelah invasi Rusia ke Ukraina. Rusia telah membuktikan bahwa mereka tidak menghormati hukum internasional dan telah menjungkirbalikkan tatanan keamanan Eropa," tambah ketiganya lagi. [tum]