WahanaNews.co | Perdana Menteri (PM) Malaysia Anwar Ibrahim mengenang peristiwa tahun 1998, ketika ia menjadi orang buangan politik setelah dipecat sebagai wakil perdana menteri dan dikeluarkan dari United Malays National Organisation (UMNO).
Hal itu ia ungkapkan dalam CT Corp Leadership Forum di Auditorium Menara Bank Mega, Jakarta, beberapa waktu lalu.
Baca Juga:
CT Ungkap Gaya kepemimpinannya dalam Berbisnis 40 Tahun Terakhir
Anwar mengatakan sosok Chairul Tanjung sebagai teman setia saat dirinya susah. Bahkan, CT, sapaan akrab Chairul Tanjung tak ragu untuk menyambutnya.
"Jadi semasa saya susah, dia [CT] sambut. Teman tatkala saya susah, termasuk Bu Anita [Anita Ratnasari Tanjung]," ujarnya dikutip Sabtu (14/1/2023) dari CNBCIndonesia.
Menurut dia, ada perasaan berbeda saat disambut di masa sulit dan ketika menjadi Perdana Menteri. Dia menyebut akan selalu mengingat teman-teman yang menolongnya.
Baca Juga:
6 Raja Sawit yang Masuk Daftar 10 Orang Terkaya di RI
"Itu berbeda, sekarang setelah jadi Perdana Menteri ramai yang disambut. Jadi sebab itu saya ingat, teman tatkala saya susah, termasuk Bu Anita," ujar Anwar.
Lebih lanjut, dia pun menyatakan CT sebagai tokoh penting di bidang ekonomi yang sangat menginspirasi. Selain itu, Anwar juga memuji Indonesia sebagai negara yang telah melahirkan banyak tokoh dan pemikir besar yang tidak ada tandingannya di negerinya sendiri.
"Ada nasionalisnya seperti Soekarno dan Hatta atau paham Islam ada Mohammad Natsir. Kirinya seperti Sutan Sjahrir. Atau pemikir yang kuat seperti Sujatmoko yang menulis satu teks yang bagi saya sangat berharga, 'Dimensi Manusiawi dalam Pembangunan'," tuturnya.
"Saya menjadi saksi sejarah perjalanan hidup beliau lebih dari 30 tahun," jelas CT.
Menurut Chairul Tanjung, banyak pengalaman dan ilmu yang sudah dilalui Anwar Ibrahim dapat menjadi pengalaman berharga untuk dibagikan kepada khalayak.
Chairul Tanjung bercerita bagaimana PM Anwar Ibrahim memulai karinya sejak menjadi Wakil Perdana Menteri Malaysia, bahkan sempat dipenjara hingga tiga kali karena masalah perbedaan politik.
"Perjalan hidup beliau yang sangat konsisten, istiqamah, percaya kepada idealisme yang beliau pegang, akhirnya juga mampu mendapatkan hasil yang luar biasa. Sehingga pada akhir tahun lalu belau dilantik sebagai PM," jelas CT. [tum]