WahanaNews.co | Parlemen Sri Lanka mulai lakukan pemungutan suara atau voting untuk memilih presiden baru yang akan gantikan Gotabaya Rajapaksa yang mengundurkan diri usai kabur ke luar negeri.
Perdana Menteri (PM) Ranil Wickremesinghe disebut-sebut sebagai kandidat terdepan untuk menggantikan Rajapaksa.
Baca Juga:
Presiden Jokowi dan Presiden Wickremesinghe Bahas Peningkatan Kerja Sama Indonesia-Sri Lanka
Seperti dilansir AFP, Rabu (20/7/2022), satu per satu anggota parlemen memasuki bilik pemungutan suara yang digelar di ruang sidang parlemen pada Rabu (20/7) waktu setempat, untuk memilih satu dari tiga kandidat yang akan menjabat Presiden baru Sri Lanka yang tengah dilanda krisis ekonomi parah.
"Para anggota diingatkan bahwa mengambil foto surat suara atau menunjukkannya kepada orang lain merupakan pelanggaran," tegas Sekretaris Jenderal (Sekjen) Parlemen Sri Lanka, Dhammika Dasanayake, sebelum pemungutan suara dimulai.
Diketahui bahwa pemilu-pemilu sebelumnya di Sri Lanka kerap diwarnai tuduhan korupsi dan jual-beli suara.
Baca Juga:
Bakamla RI Terima Kunjungan Kehormatan DSCSC Sri Lanka
Dalam pemungutan suara ini, para anggota parlemen akan memberi peringkat pada para kandidat berdasarkan preferensi, dengan lebih dari separuh suara anggota parlemen diperlukan oleh kandidat untuk bisa dinyatakan menang.
Jika tidak ada kandidat yang mendapatkan jumlah suara yang diperlukan, maka kandidat dengan jumlah suara paling sedikit akan dieliminasi dan suaranya didistribusikan sesuai dengan preferensi kedua.
Kandidat yang memenangkan pemungutan suara dalam parlemen akan memimpin Sri Lanka, yang kini menjadi negara bangkut yang sedang dalam pembicaraan bailout dengan Dana Moneter Internastional (IMF), dengan 22 juta jiwa rakyatnya mengalami kekurangan pangan, bahan bakar dan obat-obatan.
Presiden baru Sri Lanka akan menjabat untuk sisa masa jabatan Rajapaksa, yang berlangsung hingga November 2024 mendatang.
Ketiga kandidat dalam pemungutan suara ini terdiri atas Wickremesinghe (73) yang sudah enam periode menjabat PM Sri Lanka, kemudian mantan Menteri Pendidikan Dullas Alahapperuma (63) yang mendapat dukungan oposisi utama dan pemimpin sayap kiri Anura Dissanayake (53).
Alahapperuma yang mantan jurnalis itu menjanjikan akan membentuk 'pemerintahan konsensual yang sebenarnya untuk pertama kalinya dalam sejarah' Sri Lanka.
Jika menang, dia diperkirakan akan menunjuk pemimpin oposisi Sajith Premadasa sebagai PM-nya.
Namun para analis menyebut Wickremesinghe, yang kini menjabat Pelaksana Tugas (Plt) Presiden, sebagai kandidat terdepan, meskipun sosoknya dibenci oleh demonstran Sri Lanka yang memandangnya sebagai sekutu Rajapaksa.
Diketahui juga bahwa Wickremesinghe didukung oleh Partai Podujana Peramuna (SLPP) yang menaungi Rajapaksa.
SLPP mendominasi palemen dengan 225 kursi.
Jika memenangkan pemungutan suara, Wickremesinghe diperkirakan akan menunjuk Menteri Administrasi Publik Dinesh Gunawardena (73), bekas teman sekolah dan loyalis kuat Rajapaksa, sebagai PM baru Sri Lanka.
Para pengamat juga meyakini bahwa Wickremesinghe akan menindak keras para demonstran jika dia terpilih menjadi Presiden baru Sri Lanka.
Para demonstran yang turun ke jalanan pekan ini juga menuntut Wickremesinghe mundur dan menuduhnya melindungi kepentingan Rajapaksa.
Mahinda Rajapaksa, kakak Gotabaya Rajapaksa dan mantan Presiden Sri Lanka, diketahui tetap berada di negara tersebut dan sejumlah sumber partai menyebut dia menekan para legislator SLPP untuk mendukung Wickremesinghe.
Mahinda Rajapaksa merupakan pemimpin klan Rajapaksa yang menguasai politik Sri Lanka selama bertahun-tahun. [rsy]