Namun, salah satu bangunan di distrik Kensington, London,
telah mengakibatkan kerugian besar bagi Vatikan setelah dibeli Sekretariat
Negara Vatikan pada 2014 lalu.
Kepala Sekretariat Vatikan Bidang Ekonomi (SPE) Pastor Juan
Antonio Guerrero menegaskan bangunan tersebut akan segera dijual untuk menutupi
kerugian lebih dalam.
Baca Juga:
Paus Fransiskus Umumkan Daftar Kardinal 2024, Ada dari Indonesia
Atas kerugian tersebut, Vatikan akan menggelar sidang
terhadap 10 orang, termasuk seorang kardinal terkemuka, terkait pembelian
properti di London tersebut. Mereka diduga melakukan kejahatan keuangan,
penggelapan, pencucian uang, penipuan, pemerasan, dan penyalahgunaan jabatan.
Guerrero menyebut persidangan 10 orang tersebut akan menjadi
titik balik dalam kredibilitas terkait keuangan Vatikan. "Bahwa peristiwa
serupa tidak boleh terjadi lagi," ujarnya.
Tahun lalu, Paus Fransiskus mencabut kendali Sekretariat
Negara atas keuangan Vatikan dan mentransfernya ke APSA dengan pengawasan SPE.
Baca Juga:
Paus Fransiskus Angkat Mgr. Paskalis Bruno Syukur OFM menjadi Kardinal Baru untuk Indonesia
Laporan keuangan perdana yang dirilis APSA itu menunjukkan
Vatikan defisit 64,8 juta euro pada tahun lalu. Namun, defisit itu membaik
dibandingkan 79,2 juta euro pada 2019 lalu.
Untuk menutup defisit tahun lalu, sekitar 50 juta euro akan
diperoleh dari Peter"s Pence, dana sumbangan untuk membantu Paus melaksanakan
pekerjaan gereja di seluruh dunia.
Pandemi covid-19 ikut memukul pendapatan Vatikan pada tahun
lalu. Basilika Santo Petrus dan Museum Vatikan, yang disebut-sebut sapi perah
karena menerima 6 juta kunjungan setiap tahun, harus tutup. [qnt]