WahanaNews.co | Terusan Suez atau Kanal
Suez mendadak ramai diperbincangkan beberapa hari ini.
Pasalnya,
sebuah kapal raksasa Ever Given bertuliskan Evergreen bermuatan kontainer tersangkut di tepi kanal sejak Selasa
(23/3/2021) akibat embusan angin kencang.
Baca Juga:
Apresiasi Importir AS, Pemerintah Indonesia Serahkan Primaduta Award 2024
Kapal
sepanjang 400 meter dan berbobot 200.000 ton itu terhenti secara diagonal dan
menghambat lalu lintas kanal.
Akibatnya,
lebih dari 160 kapal berlabuh di Laut Mediteraia dan Laut Merah hingga Jumat
(26/3/2021).
Di mana
letak Terusan Suez?
Baca Juga:
Kopi Indonesia Dipamerkan dengan Konsep Lounge dalam Seoul International Café Show ke-23
Terusan
Suez terletak di Mesir, membentang sejauh 193 kilometer dari Laut Tengah
(Mediterania) hingga Laut Merah dan menuju ke Samudera Hindia.
Tiga
daerah yang dilewati oleh terusan ini adalah Suez, Ismailiyyah, dan Port Said.
Terusan
Suez merupakan salah satu jalur pelayaran terpadat di dunia, dengan 12 persen
perdagangan global melintasi jalur ini.
Jalur
ini memungkinkan lebih banyak pengiriman langsung antara Eropa dan Asia serta
memangkas waktu pelayaran berhari-hari.
Sebagai
gambaran, sebuah kapal yang berangkat dari Belanda dengan kecepatan rata-rata
16,43 knot, butuh waktu 34 hari untuk sampai di Taiwan melalui jalur Cape of Good Hope yang memutari Benua
Afrika.
Berdasarkan
hitungan BBC, Sabtu (27/3/2021), jika
melalui Terusan Suez dengan titik awal dan tujuan yang sama, waktu yang
dibutuhkan hanya 25,5 hari.
Dengan
adanya terusan ini, pelayar tak perlu lagi mengelilingi Benua Afrika untuk
sampai di Eropa.
Butuh
waktu 13-15 jam untuk melewati Terusan Suez. Setiap harinya, jalur ini rata-rata dilalui 50 kapal.
Dikutip
dari USA Today, Jumat (26/3/2021),
tahun lalu, pendapatan Mesir yang didapatkan dari Terusan Suez adalah sekitar
5,6 miliar dollar AS.
Untuk
memperlancar lalu lintas kapal, pada 2014, Pemerintah Mesirmemperlebar
dan memperdalam Terusan Suez dengan anggaran lebih dari 8 miliar dollar AS.
Perluasan
itu juga berhasil memangkas waktu tempuh dari 18 jam menjadi 13 jam.
Pernah Ditutup
Melansir
New York Times, Kamis (25/3/2021),
Mesir pernah menutup kanal selama hampir satu dekade setelah perang Arab-Israel
pada 1967.
Saat
itu, jalur air tersebut pada dasarnya merupakan garis depan antara pasukan
militer Israel dan Mesir.
Empat
belas kapal kargo, yang kemudian dikenal sebagai "Armada Kuning",
terjebak di kanal hingga dibuka kembali pada tahun 1975 oleh Presiden Anwar
Sadat.
Sejak
saat itu, penutupan Terusan Suez hanya terjadi karena adanya kapal yang
terhenti.
Yang
paling menonjol adalah penutupan tiga hari pada tahun 2004 ketika sebuah kapal
tanker minyak Rusia kandas. [qnt]