WahanaNews.co | Twitter
memastikan tak akan lagi mengizinkan Donald Trump membuat akun setelah memblokir
akun Presiden ke-45 AS itu secara permanen pada 9 Januari lalu.
ass="MsoNormal">
Baca Juga:
Israel-Iran di Ambang Perang, AS kirim Jet Tempur F-22 ke Timur Tengah
Pemblokiran secara permanen akun @realDonaldTrump itu
terjadi imbas penyerbuan pendukung Trump ke gedung Kongres US Capitol pada 6
Januari.
Chief Financial Officer (CFO) Twitter, Ned Segal, menyatakan
sekalipun Trump kembali maju jadi capres AS, pihaknya tak akan mengizinkannya
kembali ke platform.
"Kebijakan kami dirancang untuk memastikan bahwa orang
tidak menghasut kekerasan," kata Segal dalam wawancara dengan CNBC seperti
dikutip dari AFP pada Rabu (10/2) waktu setempat.
Baca Juga:
AS Desak Israel Selidiki Tuduhan Pelecehan Seksual Tahanan Palestina
"Dan jika ada yang melakukan itu, kami harus menghapus
mereka dari layanan dan kebijakan kami tidak mengizinkan orang untuk
kembali," lanjutnya.
Trump merupakan pengguna Twitter yang aktif selama masa
kampanyenya dan saat menjabat Presiden AS. Dia memiliki lebih dari 80 juta
pengikut saat akunnya diblokir.
Pemblokiran dilakukan lantaran Trump dianggap telah
menghasut pendukungnya untuk menyerbu US Capitol saat pengesahan kemenangan Joe
Biden. [qnt]
Ikuti update
berita pilihan dan
breaking news WahanaNews.co lewat Grup Telegram "WahanaNews.co News Update" dengan install aplikasi Telegram di ponsel, klik
https://t.me/WahanaNews, lalu join.