WahanaNews.co | Secara berangsur pasukan Rusia mulai meninggalkan pembangkit listrik tenaga nuklir Chernobyl, usai terpapar radiasi dari penggalian parit di lokasi yang sangat terkontaminasi.
Hal ini diungkapkan oleh perusahaan listrik negara Ukraina, Energoatom, Kamis (31/2/2022) saat pertempuran masih berkecamuk di pinggiran Kiev.
Baca Juga:
Penggunaan Rudal Barat oleh Ukraina Potensi Pembenaran Rusia Gunakan Senjata Nuklir
Energoatom tidak memberikan rincian tentang kondisi pasukan atau berapa banyak tantara yang terkena radiasi.
Tetapi mereka menyatakan, Rusia telah menggali di dalam zona eksklusi di dalam hutan, sekitar pabrik yang sekarang ditutup. Di tempat ini pernah terjadi bencana nuklir terburuk di dunia pada tahun 1986.
“Pasukan panik karena menemukan tanda-tanda awal penyakit, yang muncul dengan sangat cepat dan mulai bersiap untuk pergi,” kata Energoatom seperti dikutip dari The Associated Press.
Baca Juga:
Bantu Rusia, Terungkap Kim Jong Un Kirim Tentara ke Ukraina
Hingga kini belum ada komentar dari Kremlin. Sedangkan Badan Energi Atom Internasional, IAEA, mengatakan belum dapat mengkonfirmasi laporan tentang pasukan Rusia yang terkena paparan radiasi dosis tinggi. Mereka menyatakan tengah mencari informasi lebih lanjut.
Pasukan Rusia merebut situs Chernobyl pada tahap pembukaan invasi 24 Februari lalu, menimbulkan kekhawatiran bahwa mereka akan menyebabkan kerusakan atau gangguan yang dapat menyebarkan radiasi.
Tenaga kerja di lokasi mengawasi penyimpanan yang aman dari batang bahan bakar bekas dan reruntuhan reaktor yang meledak.