Negara yang dilanda krisis ekonomi itu kemudian mengumumkan keadaan darurat nasional. Pengumuman status itu setelah Rajapaksa kabur ke Maladewa.
Belum diumumkan sampai kapan keadaan darurat nasional ini akan ditetapkan di Sri Lanka.
Baca Juga:
Kabur 7 Pekan, Eks Presiden Sri Lanka Akhirnya Pulang
"Sejak presiden berada di luar negeri, keadaan darurat telah diumumkan untuk menangani situasi di negara ini," kata Dinouk Colombage, juru bicara Perdana Menteri Ranil Wickremesinghe, kepada AFP.
Polisi juga akan memberlakukan jam malam tanpa batas di seluruh wilayah Provinsi Barat, yang meliputi ibu kota Kolombo.
Jam malam ini diterapkan untuk mengatasi aksi-aksi protes yang berkembang setelah Rajapaksa terbang ke Maladewa dengan pesawat militer.
Baca Juga:
Didepak Singapura, Eks Presiden Sri Lanka Kini Mengungsi ke Thailand
Sementara itu, ribuan demonstran telah mengerumuni kantor perdana menteri pada hari yang sama saat Rajapaksa melarikan diri. Polisi pun menembakkan gas air mata untuk menahan mereka agar tidak menyerbu kompleks itu.
"Ada protes yang sedang berlangsung di luar kantor perdana menteri di Kolombo dan kami membutuhkan jam malam untuk mengatasi situasi," kata seorang perwira polisi senior kepada AFP.
Dia mengatakan mereka telah diberi perintah untuk menindak para demonstran yang mengganggu fungsi negara.