WahanaNews.co | Pemerintah Georgia pada Jumat (1/10/2021) kemarin telah menangkap mantan presiden Mikheil Saakashvili, yang baru saja kembali dari pengasingannya di Ukraina.
Penangkapan dilakukan menjelang pemilihan lokal di negara Kaukasus yang dilanda krisis politik berkepanjangan.
Baca Juga:
Telan Ratusan Nyawa, Danau Lanier Disebut Perairan Paling Angker di AS
"Presiden ketiga Georgia Mikheil Saakashvili ditangkap hari ini dan dikirim ke penjara," kata Perdana Menteri Irakli Garibashvili dalam konferensi, Jumat (1/10/2021) seperti dilansir France24, Sabtu (2/10/2021).
Penangkapan pria berusia 53 tahun itu diperkirakan akan memicu pergolakan di Georgia, menjelang pemilihan lokal hari Sabtu ini yang dipandang sebagai ujian utama bagi partai berkuasa yang kini dipandang semakin tidak populer.
Sebelum penangkapannya, Saakashvili tinggal di Ukraina di mana dia mengepalai sebuah badan pemerintah yang mengarahkan reformasi.
Baca Juga:
Setiap Hari 10.000 Warga Rusia Kabur ke Georgia Gara-gara Putin
Dia mengatakan lembaga penegak hukum Georgia melacak pergerakan Saakashvili dari Ukraina ke Georgia dan "memilih waktu dan tempat untuk operasi polisi yang akan menciptakan hambatan minimal dalam proses penangkapan".
Rincian penangkapan tidak segera jelas, tetapi TV Georgia pada Jumat malam menyiarkan video Saakashvili diborgol, dengan senyum lebar di wajahnya, ditahan oleh polisi.
Saakashvili dihukum in absentia atas tudingan penyalahgunaan jabatan pada tahun 2018 dan dijatuhi hukuman enam tahun penjara. Saakashvili membantah melakukan kesalahan dan mengatakan kasus itu bermotif politik.
Hari Jumat pagi, dia mengatakan dalam pesan video di Facebook dirinya sudah kembali ke Georgia dan berada di kota barat Batumi.
Menyusul penangkapannya, Saakashvili meminta para pendukungnya untuk turun ke jalan melawan pemerintah.
Saakashvili, yang berkuasa tahun 2004 usai pemberontakan damai - masih memiliki pengikut setia di negara Kaukasus itu.
Para kritikus menuduh partai Georgian Dream yang berkuasa menggunakan tuntutan pidana untuk menghukum lawan politik dan jurnalis. Interpol menolak permintaan dari Tbilisi untuk mengeluarkan red notice terhadap Saakashvili. [dhn]