WAHANANEWS.CO, Jakarta - Alergi terhadap bulu hewan peliharaan merupakan masalah umum yang dihadapi oleh banyak orang di seluruh dunia.
Namun, jika dibandingkan dengan bulu anjing atau hewan peliharaan lainnya, alergi terhadap bulu kucing lebih sering terjadi.
Baca Juga:
Maxim Jakarta Rayakan World Animal Day Dengan Bagi-Bagi Makanan Kucing Dan Bersih-Bersih Kandang
Mengapa demikian? Apa yang membuat bulu kucing begitu dominan dalam memicu reaksi alergi?
Apa yang Memicu Alergi?
Sebenarnya, bukan bulu hewan peliharaan yang menyebabkan alergi, melainkan protein yang ditemukan dalam air liur, kulit mati (ketombe), dan urin hewan.
Baca Juga:
Tanda-Tanda Kucing Sedang Tak Bahagia
Ketika hewan peliharaan merawat dirinya dengan menjilati tubuh, protein ini menempel pada bulu mereka.
Ketika bulu kering atau rontok, partikel-partikel kecil protein dapat terbawa udara dan terhirup oleh manusia, memicu reaksi alergi pada orang yang sensitif.
Kenapa Kucing Lebih Dominan?
Ada beberapa alasan mengapa alergi terhadap kucing lebih sering dilaporkan daripada anjing atau hewan lainnya:
Protein Fel d 1
Kucing menghasilkan protein alergen utama yang dikenal sebagai Fel d 1, yang ditemukan dalam air liur dan kulit mereka.
Protein ini sangat kecil dan ringan, sehingga mudah terbang di udara dan menempel pada berbagai permukaan seperti pakaian, furnitur, dan bahkan dinding rumah.
Fel d 1 dianggap lebih alergenik dibandingkan dengan protein yang dihasilkan oleh anjing atau hewan lainnya.
Ukuran dan Sebaran Partikel
Partikel alergi dari kucing lebih kecil dan ringan daripada anjing, sehingga lebih mudah menyebar melalui udara dan masuk ke sistem pernapasan manusia.
Ukurannya yang kecil juga membuatnya lebih sulit untuk dihilangkan dari rumah atau area tertutup.
Fleksibilitas Gerakan
Kucing cenderung lebih lincah dan sering naik ke tempat yang lebih tinggi, seperti meja, rak buku, atau tempat tidur, sehingga protein alergen yang mereka bawa menyebar lebih luas di seluruh rumah.
Mengapa Tidak Anjing atau Hewan Lain?
Meskipun anjing juga menghasilkan protein alergen (Can f 1 dan Can f 2), partikel alergi dari anjing cenderung lebih berat, sehingga tidak menyebar seefisien partikel dari kucing.
Selain itu, perawatan bulu dan kebiasaan mandi yang lebih teratur pada anjing juga membantu mengurangi penyebaran protein alergen.
Beberapa hewan lain, seperti kelinci atau burung, juga dapat memicu alergi, tetapi tingkat keparahannya biasanya lebih rendah dibandingkan dengan kucing.
Cara Mengelola Alergi Bulu Hewan Peliharaan
Jika kamu adalah penyayang kucing tetapi alergi, ada beberapa langkah yang bisa diambil untuk meminimalkan gejala:
• Jaga Kebersihan: Mandikan kucing secara teratur dan bersihkan tempat tidur mereka.
• Filter Udara: Gunakan penyaring udara berkualitas tinggi untuk mengurangi alergen di rumah.
• Jaga Jarak: Hindari memegang kucing terlalu sering atau menjaga kucing agar tidak masuk ke kamar tidur.
• Konsultasi Dokter: Obat alergi atau imunoterapi bisa membantu mengurangi sensitivitas terhadap alergen.
Dengan memahami faktor-faktor yang membuat kucing lebih dominan dalam memicu alergi, kamu dapat mengambil langkah-langkah pencegahan yang tepat agar tetap bisa menikmati kebersamaan dengan hewan peliharaan kesayanganmu.
[Redaktur: Elsya Tri Ahaddini]