WahanaNews.co | Usai ditetapkan sebagai Kejadian Luar Biasa (KLB) oleh Organisasi Kesehatan Dunia (WHO), penyakit Hepatitis Akut menyita perhatian sejumlah organisasi profesi kesehatan di Indonesia termasuk Ikatan Dokter Anak Indonesia (IDAI).
Ketua Umum Pengurus Pusat (PP) IDAI, dr Piprim Basarah Yanuarso mengeluarkan sejumlah rekomendasi bagi masyarakat dan juga residen dokter anak untuk mengawasi gejala Hepatitis Akut yang hingga kini sudah mencatat 170 kasus di 12 negara, dan memakan 3 korban jiwa anak di Indonesia.
Baca Juga:
Indonesia Peringkat 1 Pengidap Penyakit Hepatitis B di Asia Tenggara
Pimprim menjelaskan, gejala Hepatitis Akut di antara lain terlihat dari perubahan warna urin (gelap) dan/atau feses (pucat), kuning, gatal, nyeri sendi atau pegal-pegal, demam tinggi, mual, muntah, atau nyeri perut, lesu, dan atau hilang nafsu makan, diare, serta kejang, dan ditandai dengan Serum Aspartate transaminase (AST) / SGOT atau Alanine transaminase (ALT) / SGPT lebih dari 500 U/L.
Sementara gejala yang terlihat dari pemeriksaan Laboratorium, dijelaskan Pimprim, tidak ditemukan virus Hepatitis A, B, C, D, dan E. Namun pada beberapa kasus ditemukan SARS-Cov-2 dan/atau Adenovirus. Oleh karena itu, pemeriksaan pathogen (biologis maupun kimiawi) perlu dilakukan lebih lanjut.
"Kami meminta agar seluruh dokter anak dan residen dokter anak juga turut mengawasi apabila gejala diatas muncul pada pasiennya," ujar Pimprim dalam keterangan tertulisnya, Jumat (6/5).
Baca Juga:
WHO Laporkan 920 Kasus Hepatitis Akut di Dunia, Bagaimana di Indonesia?
Setidaknya, Pimprim menyampaikan sejumlah imbauan yang harus diperhatikan masyarakat dan juga residen dokter anak untuk mengantisipasi Hepatitis Akut ini.
Di antaranya, masyarakat diminta untuk tetap tenag dan berhati-hati, mencegah infeksi dengan mencuci tangan, meminum air bersih yang matang, makan makanan yang bersih dan matang penuh membuang tinja dan atau popok sekali pakai pada tempatnya, menggunakan alat makan sendiri-sendiri, dan memakai masker dan menjaga jarak.
"Serta agar mendeteksi secara dini jika menemukan anak-anak dengan gejala-gejala seperti kuning, mual/muntah, diare, nyeri perut, penurunan kesadaran/kejang, lesu, demam tinggi memeriksakan diri ke fasilitas layanan kesehatan terdekat," imbuh Pimprim.