WahanaNews.co | Baru-baru ini, viral di media sosial kisah pilu bayi meninggal usai naik motor demi nonton bola.
Kedua orangtua bayi tersebut mengajak serta bayinya untuk menonton bola.
Baca Juga:
Viral Mantan Polisi di Labuhanbatu Tuding Kapolres Terima Suap, Kasusnya SP3
Dokter memberikan penjelasan terkait bahayanya hal tersebut.
Pasangan suami-istri, FJ (38) dan RA (37), membawa anak mereka dengan motor menempuh perjalanan selama 12 jam dari Tegal menuju Surabaya.
Sebelumnya, ayah dari sang bayi telah mengakui keegoisan dirinya untuk nekat mengajak bayinya menonton bola.
Baca Juga:
Perang Melawan Narkoba: Polda Sumut Ungkap 32 Kasus dan Sita 201 Kg Sabu, 272 Kg Ganja serta 40.000 butir Ekstasi
Dalam cuitan dari akun Twitter-nya, @jungkangFamily, ia meminta maaf.
Akun ini menceritakan saat sampai di Surabaya anaknya batuk-batuk, nafasnya pun terlihat sesak.
Kini hanya penyesalan yang dirasakan si ayah sebagai orangtua.
Dia mengaku hal yang membuat dia nekat membawa bayinya yang masih 6 bulan dibawa perjalanan tersebut adalah pengalaman sebelumnya.
Penjelasan Dokter
Peristiwa bayi 6 bulan meninggal seusai dibawa naik sepeda motor demi menonton sepakbola ini menyulut perhatian dokter.
Kejadian menyedihkan ini harus menjadi perhatian bagi orangtua agar mempertimbangkan kembali ketika ingin membawa bayi berpergian dengan kendaraan roda dua.
Hal ini ditegaskan Dokter Spesialis Anak, dr Kurniawan Satria Denta MSc SpA.
"Yang jelas satu, bawa bayi naek motor sangat tidak direkomendasikan. Baik rute dekat maupun rute jarak jauh. Sudah jelas juga aturannya bahwa kendaraan roda dua tidak bisa dinaekin lebih dari dua orang," kata dia, mengutip utas di akun Twitter miliknya, Senin (8/8/2022).
Ia menerangkan, usia bayi adalah usia yang sangat rentan cedera kepala-leher-tulang belakang.
"Karena sekitar 30 persen bobot bayi ada di kepalanya, dengan leher yang belum mampu menopang kepala, secara biomekanik kepala bayi jadi seperti bandul yang bisa berayun tanpa tahanan yang cukup," ungkap dokter di RS Mayapada ini.
Melihat kondisi inilah, bayi tidak direkomendasikan berpergian dengan sepeda motor terdapat risiko yang sangat tinggi seperti cedera kepala berat, perdarahan otak.
"Bayi diayun-ayun aja bisa risiko shaken baby syndrome, apalagi kalo naik motor," imbuhnya.
Selain itu, risiko lainnya yang dapat terjadi pada bayi adalah hipotermia, atau kedinginan.
Padahal bayi tidak boleh kedinginan.
Bayi dengan hipotermia risiko tinggi untuk mengalami gangguan pernapasan, metabolisme, sampai gangguan kesadaran.
Denta mengingatkan para orangtua agar lebih bijak ketika ingin mengajak bayi perpergian ke luar rumah.
Bayi boleh bepergian selama kondisi bayi sehat dan orangtua bisa mengatur mode, durasi, rute, maupun logistik yang optimal untuk kenyamanan dan keamanan bayi.
"Yang lebih urgent untuk disiapkan sebenernya bukan mobil, tapi baby car seat. Biar kemana-mana walaupun enggak pake mobil sendiri (taksi/taksol/bis/kereta/pesawat dll), bayi tetep bisa diposisikan dengan aman," kata dia. [gun]