WahanaNews.co | Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Batang, Jawa Tengah, mengajak para siswa sekolah dasar (SD) dan sekolah menengah pertama (SMP) menjadi juru pemantau jentik (jumantik) untuk mencegah timbulnya kasus demam berdarah dengue, Rabu (24/05/2023).
Kepala Dinas Kesehatan (Kadinkes) Kabupaten Batang Didit Wisnuhardanto di Batang mengatakan bahwa selama ini warga sering melakukan jalan pintas saat ditemukan kasus demam berdarah dengue yaitu dengan cara pengasapan (fogging).
Baca Juga:
Anggota DPRD Kotawaringin Timur Minta Pemerintah Gencarkan Sosialisasi Tentang DBD
"Padahal, nyatanya tindakan seperti itu hanya mematikan nyamuk dewasa, bukan jentik nyamuk. Oleh karena itu, kami mengarahkan pelajar menjadi juru pemantau jentik," ujarnya.
Kadis Kesehatan yang didampingi Sekretaris Dinas Kesehatan Batang Ida Susilaksmi mengatakan pihaknya berupaya mengedukasi siswa dan dengan pembiasaan yaitu melakukan pemantauan lingkungan tempat tinggal yang rawan dijadikan sarang nyamuk.
Pemutusan mata rantai penularan demam berdarah dengue, kata dia, di antaranya dengan melakukan pemberantasan sarang nyamuk seperti menguras tempat penampungan air, menutup rapat tempat-tempat penampungan air, dan mendaur ulang barang bekas yang memiliki potensi untuk jadi tempat perkembangbiakan nyamuk yang menularkan demam berdarah.
Baca Juga:
Dinas Kesehatan Padang Gencarkan Sosialisasi Pemberantasan Sarang Nyamuk dan Antisipasi DBD
Dikatakannya, pembiasaan terhadap pelajar mulai dari jenjang sekolah dasar hingga sekolah menengah pertama menjadi juru pemantau jentik sebagai upaya meminimalisasi penularan demam berdarah dengue.
"Pada hal ini, setiap pekan para siswa melapor ke wali kelas untuk melaporkan hasil pantauan di tempat tinggalnya," ujarnya.
Sekretaris Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Kabupaten Batang Budiono mengatakan pihaknya mendukung langkah positif rencana yang diinisiasi oleh Dinas Kesehatan dengan menginstruksikan ke seluruh satuan pendidikan dan direalisasikan oleh semua jenjang pendidikan yaitu SD dan SMP.
"Ada 454 sekolah dasar, 73 SMP/madrasah tsanawiyah dan 240 PAUD. Namun hal yang terpenting Selain menjadi jumantik, para siswa harus memiliki prinsip pola hidup sehat sehingga secara otomatis terbiasa dengan lingkungan rumah maupun sekolah yang bersih," tutupnya.
[Redaktur: Zahara Sitio]