WahanaNews.co | Harapan Indonesia untuk segera mengakhiri pandemi virus Corona dan kembali hidup normal kian mengemuka. Pasalnya, pemerintah sudah mengamankan 213,1 jutaan
dosis vaksin Covid-19 dari para produsennya.
Pekan lalu,
Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi,
Luhut Pandjaitan, bersama Menteri Kesehatan,
Terawan Agus Putranto, Duta Besar RI Djauhari Oratmangun,
dan Direktur Utama Bio Farma Honesti Basyir,
berhasil mengamankan pengadaan vaksin itu dari tiga
produsen.
Baca Juga:
Tips Cara Mengatur Ruang Pribadi Hindari Konflik dengan Pasangan Saat Pandemi
Dari
tiga produsen vaksin China, Indonesia sudah mendapatkan komitmen 18,1 juta
dosis vaksin tahun ini.
Rinciannya:
Cansino 100 ribu dosis vaksin (single dose), G42/Sinopharm menyanggupi 15 juta
dosis vaksin (dual dose), dan Sinovac 3 juta dosis vaksin.
Sinovac
juga menyanggupi pengiriman 15 juta dosis vaksin dalam bentuk bulk, seperti
dikutip dari keterangan resmi Kementerian Koordinator Bidang Kemaritiman dan
Investasi, Kamis (15/10/2020).
Baca Juga:
Dukung Estafet Keketuaan ASEAN 2024, Indonesia Beri Hibah ke Laos Senilai Rp 6,5 Miliar
Untuk tahun depan, sudah diamankan 195 juta dosis vaksin:
Sinopharm 50 juta (dual dose), Cansino 20 juta (single dose), Sinovac 125 juta
(dual dose).
Single
dose artinya satu orang hanya membutuhkan 1 dosis vaksinasi, sementara dual
dose membutuhkan 2 kali vaksinasi untuk satu orang.
Dari
kunjungan Menteri Luar Negeri Retno Marsudi dan Menteri BUMN Erick Thohir ke
Inggris, Indonesia juga berhasil mengamankan 100 juta dosis vaksin dari
AstraZeneca. Vaksin akan datang pada semester I - 2021
secara bertahap.
"Kita
melakukan pertemuan dengan AstraZeneca dan berjalan dengan baik. Indonesia
sampaikan permintaan 100 juta dosis vaksin untuk 2021 dan AstraZeneca menyambut
baik permintaan tersebut," ungkap Retno Marsudi.
Bila ditotal
maka Indonesia sudah mengamankan 213,1 juta dosis vaksin. Pemerintah sendiri
menargetkan untuk mengamankan 350 juta dosis vaksin untuk disuntikkan kepada
170 juta penduduk Indonesia. Pemerintah sedang mengusahakan sisanya.
Caranya
dengan menjajaki kerja sama dengan produsen vaksin lainnya atau dengan
memproduksi vaksin sendiri yang diberi nama vaksin Merah Putih. Kementerian
Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi mengungkapkan Indonesia akan mulai
vaksinasi pada November 2020.
Menteri Riset dan
Teknologi (Menristek) Bambang Brodjonegoro mengungkapkan Indonesia sedang
mengembangkan 6 jenis vaksin Covid-19 merah putih.
Pertama, Lembaga
Biologi Moleculer (LBM) Eijkman Institute dengan metode protein recombinat atau
mengambil beberapa bagian virus Covid-19 untuk menciptakan vaksin.
Kedua, Lembaga Ilmu
Pengetahuan Indonesia (LIPI) mengembangkan vaksin dengan metode protein
recombinant.
Ketiga, Universitas
Gajah Mada (UGM) dengan metode protein recombinant.
Keempat, Universitas
Airlangga dengan metode adenovirus atau menggunakan virus flu biasa yang
dilemahkan untuk membentuk spike protein dalam tubuh guna menciptakan
kekebalan.
Kelima, Institute
Teknologi Bandung (ITB) dengan metode adenovirus.
Keenam, Universitas
Indonesia dengan menggunakan metode menyuntikkan DNA virus corona ke tubuh
untuk memicu respons kekebalan, dan VLP atau metode menggabungkan protein
struktur virus utama sebagai vaksin.
Bambang Brodjonegoro
memperkirakan vaksin merah putih akan mulai uji klinis tahap 1 (disuntikkan ke
manusia) pada kuartal I - 2021.
"Yang berpotensi
tercepat adalah [vaksin]Eijkman dan Universitas Indonesia dengan metode
DNA," ujarnya kepada CNBC Indonesia, Selasa (13/10/2020).
Bambang Brojonegoro
menambahkan paling cepat produksi massal vaksin merah putih pada kuartal
III-2021 setalah menyelesaikan uji klinis fase tiga dan mendapatkan izin dari
Badan Pengawasan Obat dan Makanan (BPOM).
Informasi saja, vaksin
merah putih adalah vaksin yang dikembangkan pemerintah dengan menggunakan
isolat virus yang bertransmisi di Indonesia. [qnt]