WahanaNews.co | lembaga penelitian kesehatan global independen alias Institute for Health Metrics and Evaluation (IHME) asal Washington University, AS, mengklaim sebanyak 29 persen atau sekitar 78,9 juta warga Indonesia diprediksi sudah terpapar Covid-19.
Menanggapi laporan tersebut, pakar epidemiologi Universitas Griffith Australia Dicky Budiman menyinggung pelandaian jumlah kasus Covid-19 di Indonesia.
Baca Juga:
Kembali Naik, 26 WNA di Bali Positif Covid-19
Menurutnya, pelandaian tersebut dipengaruhi oleh imunitas. Tak hanya dari vaksinasi Covid-19, melainkan juga paparan Covid-19 yang membentuk imunitas natural.
"Pelandaian yang terjadi terutama Jawa-Bali dan sebagian dari luar Jawa, karena kondisi adanya imunitas dari kurang lebih mendekati 30 persen penduduk kita yang sudah terpapar," terang Dicky dikutip dari Detik, Selasa (6/10/2021).
"Ditambah lagi ada juga bisa cross section atau irisan juga sebagian yang sudah divaksinasi. Ini dalam prediksi saya setidaknya kalau ditambah yang sudah divaksin bisa jadi sampai 120 jutaan yang sudah memiliki imunitas kombinasi antara natural dan akibat vaksinasi," sambungnya.
Baca Juga:
Usai Libur Idul Fitri, 19 Pegawai Pemkot Depok Positif Covid-19
Dicky menambahkan, meski sudah memiliki imunitas natural dari infeksi Covid-19, imunitas tersebut bisa menurun kembali dalam waktu rata-rata tiga bulan pasca infeksi.
Hal inilah yang wajib diperhatikan pada 29 persen orang yang sudah pernah terkena Covid-19, sebagaimana laporan IHME.
"Namun harus dipahami juga bahwa katakanlah, bila mengambil masa krisis itu di akhir Agustus atau awal September atau pertengahan, maka akhir tahun atau masa 2-3 bulan terutama rata-rata 3 bulan pasca terinfeksi adalah masa yang kembali rawan ketika kurang lebih yang 29 persen ini kembali menurun imunitasnya," pungkas Dicky. [rin]