WahanaNews.co, Jakarta - Diabetes melitus adalah penyakit paling mematikan ketiga di Indonesia setelah stroke dan jantung.
Diperkirakan, jumlah pengidap diabetes di Indonesia mencapai 30 juta orang pada 2030, mengacu pada laman resmi Kementerian Kesehatan RI.
Baca Juga:
Kenang Ryanto Ulil, Brigjen TNI Elphis Rudy: Saya yang Antar Dia Jadi Polisi, Kini Antar ke Peristirahatan Terakhir
Penyakit ini terjadi ketika gula menumpuk di dalam darah akibat masalah pada produksi hormon insulin.
Diabetes tidak bisa disembuhkan, tetapi dapat dikendalikan agar tidak kemudian memicu komplikasi yang dapat berujung pada kematian.
Meskipun demikian, penelitian menunjukkan bahwa seseorang dapat menurunkan risiko terkena diabetes dengan memilih makanan tertentu.
Baca Juga:
OTT di Bengkulu, KPK Amankan 8 Pejabat dan Sita Sejumlah Uang Tunai
Dikutip dari The Sun, berikut adalah 5 makanan yang terbukti dapat menurunkan risiko terkena diabetes.
Anggur
Menurut sebuah penelitian, mengonsumsi anggur dapat memangkas peluang terkena diabetes hingga 10 persen.
Menurut Pusat Pengendalian dan Perlindungan Penyakit AS (CDC), meningkatkan konsumsi buah adalah salah satu cara untuk mulai mengelola risiko penyakit ini.
Namun, para peneliti menemukan bahwa tidak semua buah memiliki manfaat yang sama dalam mengatasi diabetes.
Adapun penelitian mereka, yang diterbitkan dalam Korean Journal of Family Medicine, melacak kebiasaan makan pada orang dewasa berusia 40 hingga 69 tahun.
Mereka menemukan bahwa makan satu porsi anggur dalam seminggu dapat mengurangi risiko diabetes, tetapi satu porsi buah apa pun dapat meningkatkan risiko sebesar dua persen.
Hojun Yu, dari Rumah Sakit Universitas Nasional Seoul, mengatakan temuan mereka menunjukkan adanya hubungan antara konsumsi buah-buahan tertentu dan risiko terkena diabetes tipe 2.
"Konsumsi anggur yang lebih besar secara signifikan terkait dengan risiko diabetes tipe 2 yang lebih rendah pada kelompok kami. Tetapi jumlah total konsumsi buah tidak terkait dengan penurunan risiko," terangnya.
Beras cokelat
Mengganti karbohidrat bertepung dengan biji-bijian utuh juga dikaitkan dengan penurunan risiko diabetes.
Diabetes UK mengatakan bahwa konsumsi roti putih, nasi putih, dan sereal sarapan bergula yang dikenal sebagai karbohidrat olahan dikaitkan dengan peningkatan risiko diabetes tipe 2.
Namun, biji-bijian utuh seperti beras cokelat, pasta gandum utuh, tepung gandum utuh, roti gandum utuh, dan gandum dikaitkan dengan penurunan risiko.
Satu studi, yang diterbitkan dalam The BMJ, menemukan bahwa mengonsumsi lebih banyak biji-bijian utuh dapat mengurangi risiko secara signifikan.
Dua atau lebih porsi beras cokelat dalam seminggu mengurangi risiko sebesar 12 persen, jika dibandingkan dengan hanya makan satu porsi dalam sebulan.
Cabai
Pecinta makanan pedas mungkin sudah mengurangi risiko diabetes tanpa menyadarinya. Pasalnya, capsaicin, senyawa kimia dalam cabai yang memberikan rasa pedas, telah terbukti dapat mengurangi kadar glukosa darah.
Sebuah penelitian yang diterbitkan dalam Journal of Agricultural and Food Chemistry menunjukkan bahwa bahan kimia tersebut membantu meningkatkan kadar insulin pada tikus diabetes.
Shiqi Zhang, dari Southwest University di Chongqing, Cina, mengatakan, "Cabai menunjukkan efek antiobesitas, antikanker, antidiabetes, serta pereda rasa sakit dan gatal pada hewan dan manusia.
Efek-efek ini disebabkan oleh capsaicin, yang merupakan komponen pedas dan aktif secara biologis dari cabai."
Chickpeas (kacang arab)
Seperti halnya gandum utuh, kacang-kacangan seperti chickpeas dapat membantu mengurangi risiko diabetes dengan meningkatkan jumlah serat dalam makanan.
Selain itu, kacang-kacangan ini juga memiliki manfaat tambahan karena mengandung banyak protein, yang membuat kenyang lebih lama dan mengurangi kemungkinan obesitas.
"Konsumsi chickpeas bermanfaat untuk mengontrol glikemik dan dapat membantu manajemen berat badan dengan menekan nafsu makan dan asupan energi," ujar Tasleem Zafar dari Universitas Kuwait mengatakan.
Yoghurt
Salah satu manfaat dari mengonsumsi yoghurt adalah mengurangi risiko diabetes.
Diabetes UK mengatakan, Yoghurt dan keju adalah produk susu yang difermentasi dan telah dikaitkan dengan penurunan risiko diabetes tipe 2.
Adapun dijelaskan bahwa jumlah lemak dari produk olahan susu tidak begitu penting ketika berbicara risikonya terhadap diabetes melitus. Adapun yang terpenting adalah bijak dalam memilah pemanis dalam suatu produk.
"Yang lebih penting adalah Anda memilih pilihan tanpa pemanis seperti yoghurt alami atau greek yoghurt dan susu tawar," terang Diabetes UK.
Sebuah penelitian yang diterbitkan dalam Journal of Nutrition menunjukkan, mengonsumsi 80 hingga 125 gram yoghurt per hari dapat mengurangi risiko penyakit ini hingga 14 persen, dibandingkan dengan orang yang tidak mengonsumsi sama sekali.
Salas-Salvado Jordi, dari Pusat Penelitian Kesehatan Pere Virgili di Spanyol, mengatakan, "Konsumsi yoghurt, dalam konteks pola diet yang sehat, dapat mengurangi risiko diabetes tipe 2 pada orang dewasa yang sehat dan lebih tua dengan risiko kardiovaskular tinggi."
[Redaktur: Sandy]