WahanaNews.co | Kualitas udara di Ibu Kota yang terus memburuk menyebabkan lonjakan kasus penyakit pernapasan yang menyerang anak-anak dengan penyakit Infeksi Saluran Pernapasan Akut (ISPA).
Penjabat (Pj) Gubernur DKI Jakarta, Heru Budi Hartono menyarankan kepada seluruh orang tua agar memakaikan masker kepada anak-anak jika berada di luar rumah.
Baca Juga:
Imbas Hilirisasi, Bahlil Sebut 54 Persen Warga Morowali Kena Asma
"Kami mengimbau anak-anak kecil kalau bisa keluar rumah bisa menggunakan masker," ujar Heru Budi di Istana Kepresidenan, Senin (28/8/2023).
Ia juga mengaku mengetahui kenaikan kasus ISPA di Ibu Kota, dari yang awalnya 24 persen, menjadi 31 persen.
Hal tersebut menjadi perhatian bagi Pemerintah Provinsi (Pemprov) DKI Jakarta.
Baca Juga:
Biaya Pengobatan Penyakit Pernapasan Akibat Polusi Udara Mencapai Triliunan Rupiah untuk BPJS
"Bahwa memang benar ISPA ada kenaikan sedikit, 24 sampai 31 persen khususnya balita," ungkap Heru.
Oleh sebab itu, Heru Budi akan melakukan berbagai upaya untuk memperbaiki kualitas udara yang buruk di Ibu Kota. Salah satunya, yaitu melakukan water mist atau penyemprotan air massal dari gedung-gedung tinggi di Ibu Kota.
Selain itu juga, beralih dari kendaraan berbahan bakar minyak, ke tenaga listrik juga menjadi salah satu upaya untuk menekan polusi udara.
Kementerian Kesehatan (Kemenkes) RI mencatat kasus infeksi saluran pernapasan akut (ISPA) kian meningkat di Jabodetabek.
Bukan tanpa alasan, Kemenkes menilai bahwa meningkatnya kasus ISPA belakangan ini seiring dengan buruknya polusi udara yang menerpa warga sekitar.
Direktur Jenderal Pencegahan dan Pengendalian Penyakit (P2P) Kementerian Kesehatan RI dr Maxi Rein Rondonuwu melaporkan bahwa pihaknya menerima laporan rata-rata kasus ISPA sebanyak 200 ribu.
Angka tersebut merupakan rerata kasus yang dicatat setiap bulannya di wilayah Jakarta dan sekitar.
"Rata-rata kasusnya per bulan mencapai di atas 200 ribu kasus," jelas Dirjen Maxi dalam konferensi pers Kementerian Kesehatan RI, Senin (28/8/2023).
Dirjen Maxi menjelaskan bahwa peningkatan kasus ISPA itu seiring dengan meningkatnya masalah polusi udara yang terjadi beberapa waktu terakhir.
Data dari surveilens Kemenkes juga menunjukkan peningkatan kasus ISPA di fasilitas kesehatan di Jabodetabek.
"Seperti yang kita tahu, di wilayah Jabodetabek terjadi peningkatan masalah polusi udara. Dan seiring dengan itu, data kami dari surveilans penyakit menunjukkan adanya peningkatan kasus ISPA yang dilaporkan di puskesmas dan rumah sakit di Jabodetabek," ungkap Dirjen Maxi.
Dokter Spesialis Paru, dr Agus Dwi Susanto SpP mengatakan bahwa peningkatan penyakit infeksi pernapasan itu terlihat meningkat sejak Januari 2023 ini.
Tercatatnya 200 ribu kasus itu dengan periode enam bulan yakni sampai Juli 2023. Angka tersebut berbeda dengan data kasus ISPA pada tahun lalu.
[Redaktur: Zahara Sitio]