WAHANANEWS.CO, Jakarta - Kabupaten Agam, Sumatera Barat, kembali menghadapi ancaman serius akibat kebakaran hutan dan lahan (karhutla) yang meluas di sejumlah titik.
Tim gabungan dari Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Agam bersama aparat terkait berupaya memadamkan api dengan cara manual, karena kondisi medan yang sulit dijangkau membuat mobilisasi peralatan pemadam semakin terbatas.
Baca Juga:
IPDN Kemendagri Serahkan Bantuan Rp720 Juta untuk Bencana Alam Kabupaten Agam dan Tanah Datar
Kebakaran ini tidak hanya berdampak pada lingkungan, tetapi juga menimbulkan masalah kesehatan bagi masyarakat.
Asap pekat yang menyelimuti wilayah Agam membawa partikel halus berbahaya (PM2.5), karbon monoksida, hingga senyawa beracun lain yang bisa memicu gangguan pernapasan.
Kelompok rentan seperti anak-anak, lansia, serta penderita penyakit pernapasan menjadi yang paling terdampak.
Baca Juga:
Kemensos Pindahkan Pengungsi Terdampak Lahar Dingin Gunung Marapi ke Tempat Aman
Dampak kesehatan dari paparan kabut asap karhutla antara lain: Infeksi Saluran Pernapasan Akut (ISPA), iritasi mata dan kulit, batuk, radang tenggorokan, sakit kepala, hingga memperburuk kondisi penderita asma maupun Penyakit Paru Obstruktif Kronis (PPOK).
Selain itu, asap juga berpotensi mengganggu fungsi jantung bila terhirup dalam jangka waktu lama.
Untuk mengurangi risiko, masyarakat diminta melakukan langkah perlindungan diri, seperti: menggunakan masker, menjaga perilaku hidup bersih dan sehat (PHBS), memperbanyak konsumsi air putih, mencuci bersih bahan makanan, mengurangi aktivitas di luar rumah, serta segera memeriksakan diri ke fasilitas kesehatan jika mengalami gangguan pernapasan.