WAHANANEWS.CO, Jakarta - Jerawat masih menjadi salah satu masalah kulit paling umum yang membuat banyak orang merasa tidak percaya diri.
Ia bisa muncul tiba-tiba tanpa sebab yang jelas, menimbulkan rasa perih, wajah memerah, bahkan meninggalkan bekas yang sulit hilang.
Baca Juga:
Kepercayaan Duduk di Depan Pintu Menghambat Jodoh, Mitos atau Fakta?
Tidak jarang, proses penyembuhannya pun memakan waktu lama dan membuat frustrasi.
Kondisi ini sering kali membuat orang mencari berbagai cara untuk menyingkirkan jerawat, mulai dari metode tradisional hingga mengikuti tren viral di media sosial.
Sayangnya, banyak dari cara tersebut hanya berdasarkan mitos, bukan fakta medis.
Baca Juga:
Benarkah Pohon Nangka di Depan Rumah Bisa Bawa Sial? Ini Penjelasan Mitosnya!
Akibatnya, bukan jerawat yang hilang, tetapi justru kondisi kulit bisa semakin parah.
Untuk meluruskan berbagai kesalahpahaman ini, dr. Vidyani Adiningtyas, Sp.DVE, menjelaskan langsung dalam acara CeraVe Acne Academy, Selasa (30/9/2025).
Berikut beberapa mitos yang paling sering dipercaya masyarakat dan penjelasan medis di baliknya.
1. Mitos: Jerawat Hanya Menyerang Remaja
Banyak yang mengira jerawat hanya masalah khas masa pubertas. Padahal, siapa pun bisa mengalaminya baik pria maupun wanita, bahkan bayi sekalipun.
“Karena nggak cuman remaja aja yang mengalami masalah jerawat. Bahkan dewasa muda sampai dewasa agak tua. Termasuk bayi itu juga, namanya infantile acne. Jadi, artinya jerawat itu bisa dialami oleh siapa saja dan juga tidak terbatas oleh gender,” jelas dr. Vidyani.
Faktanya, jerawat juga bisa muncul akibat perubahan hormon, stres, pola makan, hingga penggunaan kosmetik yang tidak sesuai jenis kulit.
2. Mitos: Produk yang Keras Bisa Mempercepat Jerawat Kempes
Banyak orang berpikir semakin kuat bahan produk yang digunakan, semakin cepat jerawat kempes.
Namun justru sebaliknya, bahan yang terlalu keras dapat merusak skin barrier dan membuat kulit makin sensitif.
Produk dengan bahan aktif seperti salicylic acid, retinol, niacinamide, sulfur, atau AHA/BHA bisa membantu, asalkan formulanya lembut dan tidak membuat kulit kering.
Kandungan ceramide juga penting untuk menjaga lapisan pelindung kulit selama masa perawatan.
“Ternyata gentle juga aktif kok ingredients-nya untuk menumpas jerawat. Jadi kita bisa tetap merawat kulit, skin barrier tetap terjaga dengan baik, tapi acne-nya juga bisa di-treat,” ucapnya.
3. Mitos: Pasta Gigi dan Bawang Putih Bisa Menghempaskan Jerawat
Trik rumahan seperti mengoleskan pasta gigi atau bawang putih pada jerawat memang populer di media sosial, tapi tidak disarankan secara medis.
Cara ini tidak memiliki dasar ilmiah dan justru berisiko menyebabkan iritasi atau infeksi pada kulit.
“Ini menarik banget karena di 2025 ini masih ada juga yang menggunakan bawang putih untuk mengatasi jerawatnya. Dan kulitnya bukannya jadi sembuh, malah menimbulkan bopeng yang menambah masalah,” tambahnya.
Sebagai gantinya, gunakanlah produk perawatan yang telah teruji klinis dan direkomendasikan oleh dokter kulit.
4. Mitos: Cukup Pakai ‘Acne Patch’ Saja
Banyak yang menganggap acne patch adalah solusi instan.
Padahal, fungsinya lebih sebagai pelindung tambahan untuk mencegah jerawat dari kotoran dan tangan yang sering menyentuh wajah.
Patch hanya membantu meredakan peradangan pada jerawat kecil, tetapi tidak bisa menggantikan rangkaian perawatan lengkap yang mencakup pembersih, toner, serum, dan pelembap.
Rutinitas skincare tetap menjadi kunci utama dalam merawat kulit berjerawat.
5. Mitos: Tidak Perlu Konsultasi ke Dokter Kulit
Sebagian besar penderita jerawat memilih mengobati sendiri dengan produk over-the-counter.
Padahal, setiap orang memiliki penyebab jerawat yang berbeda, bisa karena hormon, gaya hidup, stres, atau pemakaian produk yang salah.
Jika jerawat semakin parah atau meninggalkan bekas, konsultasi dengan dermatolog adalah langkah terbaik untuk mendapatkan diagnosis dan perawatan yang tepat.
Kesimpulan
Jerawat bukan hanya masalah estetika, melainkan juga sinyal bahwa kulit memerlukan perhatian lebih. Menurut dr. Vidyani, kunci utama dalam mengatasi jerawat adalah mengenali penyebabnya, memilih produk yang sesuai, dan tidak mudah percaya pada mitos atau tren yang belum terbukti.
Dengan pendekatan yang tepat dan sabar, kulit sehat bisa kembali didapatkan tanpa harus mengorbankan keseimbangan alami kulit.
[Redaktur: Ajat Sudrajat]