WahanaNews.co | Rumah sakit berstatus Badan Layanan Umum (BLU) diminta jangan berorientasi pada keuntungan, melainkan berinvestasi pada perbaikan mutu pelayanan kepada masyarakat.
"Keuangannya perlu diatur, beda dengan Badan Usaha Milik Negara (BUMN), BLU gak usah untung, tapi harus sustainable," kata Menteri Kesehatan Budi Gunadi Sadikin dalam Rakor BLU 2023 yang diikuti dalam jaringan di Jakarta, beberapa waktu lalu.
Baca Juga:
Pembuangan Limbah Medis Secara Illegal Digerebek Polda Kalsel
Ia mengkritisi orientasi rumah sakit BLU pada keuntungan usaha dengan semakin banyak pendapatan sebagai makin bagus nilainya.
"Cash-nya berapa, Rp500 miliar, Rp700 miliar, makin banyak cash, makin bagus nilainya. Saya garuk-garuk kepala, ngapain banyak-banyak simpan cash di bank, salah ukurnya," katanya.
Menurut Budi, pendapatan yang diperoleh seharusnya diinvestasikan pada perbaikan mutu pelayanan kepada masyarakat, seperti membeli alat baru, sebagian dialokasikan untuk kenaikan gaji dokter agar tidak berpraktik di RS swasta, hingga meningkatkan penelitian.
Baca Juga:
Sederet Fakta Praktik Bullying PPDS Temuan Kemenkes Dibeberkan Menkes Budi
"Sehingga orang gak usah berobat ke Singapura. Jangan disimpan ke deposito supaya dapat bunganya," katanya.
Kementerian Keuangan telah menggelontorkan dana BLU yang cukup besar ke rumah sakit, sekitar Rp15 triliun dalam setahun untuk memenuhi kebutuhan rumah sakit pemerintah.
"Saya minta di rumah sakit bukan untung, tapi nomor satu harus bisa berikan layanan terbaik bagi masyarakat," katanya. Untuk mengukur keberhasilan layanan kesehatan di rumah sakit pemerintah, kata Budi, hal yang paling mudah dilihat dari okupansi pasien. Jika pasien lebih banyak memilih berobat ke luar negeri, katanya, artinya layanan yang diberikan belum sesuai harapan masyarakat. [Tio/Sindo]