WAHANANEWS.CO, Jakarta - Ketua Umum Asosiasi Ibu Menyusui Indonesia (AIMI) Pusat, Nia Umar, menggarisbawahi bahwa praktik menyusui tak hanya penting bagi kesehatan, tetapi juga berdampak besar terhadap pelestarian lingkungan.
Hal tersebut ia sampaikan dalam konferensi pers daring yang digelar Selasa (29/7/2025).
Baca Juga:
Disorot Terkait Kasus Limbah B3, Ini Sejarah hingga Penghargaan yang Diraih RSU Bethesda Gunungsitoli
Nia menekankan bahwa menyusui tidak menghasilkan sampah dan tidak melalui tahapan produksi yang kompleks.
“Menyusui itu tidak memiliki limbah apapun,” ujarnya menegaskan.
Ia membandingkan menyusui dengan penggunaan susu formula yang memiliki proses industri panjang serta membawa konsekuensi ekologis.
Baca Juga:
Pendapat Ahli Hukum Pidana Lingkungan USU Terkait Kasus Limbah B3 RSU Bethesda Gunungsitoli
“Jika menggunakan susu formula akan panjang banget rantai produksinya,” tutur Nia.
Lebih lanjut, ia menyebut bahwa menyusui mampu menekan konsumsi makanan ultra-proses dan produk buatan.
Menurutnya, ini berkaitan langsung dengan upaya memerangi pemanasan global dan krisis iklim.
Nia juga menyoroti kontribusi menyusui dalam mendukung target pembangunan berkelanjutan dan memperkuat kesehatan masyarakat dunia.
Oleh sebab itu, ia menyerukan peran aktif semua elemen untuk mendukung kampanye menyusui.
“Kita mengajak masyarakat, khususnya juga para stakeholder, untuk memberikan kontribusi lebih,” kata Nia.
Ia menambahkan bahwa menyusui merupakan hak fundamental ibu dan anak yang patut dijaga dan diperjuangkan bersama.
AIMI pun menyerukan pentingnya kolaborasi antara pemerintah, komunitas, dan keluarga dalam menciptakan ekosistem yang mendukung menyusui sebagai bagian dari gaya hidup sehat dan berkelanjutan.
[Redaktur: Ajat Sudrajat]