WahanaNews.co | Demam berdarah (DB) menjadi salah satu penyakit yang kerap menyerang anak-anak di saat musim hujan.
Untuk menjaga kesehatan buah hati, orang tua perlu tahu gejala kritis DB pada anak.
Baca Juga:
Pj Wali Kota Ingatkan Masyarakat Bandung Tetap Waspada DBD
Penyakit demam berdarah terjadi karena gigitan nyamuk Aedes aegypti dan Aedes albopictus betina.
Gejala DB umumnya akan muncul beberapa hari setelah gigitan nyamuk atau awalnya ditandai dengan demam tinggi.
Gejala yang muncul akibat demam berdarah bisa bervariasi tergantung dari fase atau tahap penyakitnya.
Baca Juga:
Kasus DBD di Jakarta Barat Meningkat, Sudinkes Minta Lakukan 3 Langkah Penting
Penyakit DB pada anak memiliki tiga fase yang menimbulkan gejala berbeda dan memerlukan penanganan yang berbeda juga. Lantas seperti apa gejala kritis DB pada anak yang perlu dipahami oleh orang tua.
Fase Penyakit Demam Berdarah pada Anak
Penyakit demam berdarah pada anak dapat terjadi dalam tiga fase, yaitu fase demam, kritis, dan pemulihan.
Orang tua perlu memahami gejala dan penanganan pada tiap fasenya agar kondisi anak yang terkena DB tidak bertambah parah. Jika sudah mencapai fase kritis maka risiko semakin tinggi kemungkinan komplikasi dan membahayakan nyawa.
Berikut ini fase-fase penyakit demam berdarah pada anak yang sebaiknya diketahui oleh orang tua:
Fase Demam
Penyakit demam berdarah pada fase awal atau febrile phase ditandai dengan demam tinggi. Kondisi demam ini bisa mencapai 40 derajat Celcius dan berlangsung dua sampai tujuh hari.
Selain itu, anak juga mungkin merasakan nyeri di sekujur tubuh, mulai dari tulang, otot, sendi, kepala, hingga tenggorokan.
Ciri lainnya dari fase awal demam berdarah ini yaitu munculnya bintik-bintik merah. Kondisi ini bisa menjadi tanda penurunan trombosit secara signifikan sampai kurang dari 100 ribu per mikroliter darah.
Turunnya kadar trombosit dapat terjadi dalam waktu singkat, hanya dua sampai tiga hari. Jika bintik yang muncul semakin banyak maka artinya trombosit semakin menurun.
Infeksi virus dengue mampu merusak titik-titik pembuluh kapiler dalam tubuh.
Fase Kritis
Fase yang kedua pada demam berdarah anak adalah fase kritis atau critical phase. Jika anak sudah mengalami fase ini maka orang tua wajib waspada.
Fase ini mungkin menunjukkan kondisi demam sudah mulai menurun dan anak terlihat membaik, namun pendarahan masih terus terjadi di dalam tubuh.
Anak yang mengalami fase kritis bisa mengalami detak jantung dan tekanan darah berfluktuasi.
Dalam kasus yang lebih parah, tekanan darah bisa turun ke tingkat yang sangat rendah hingga mengganggu organ vital seperti hati dan ginjal.
Kondisi fase kritis yang dialami anak dapat mengancam nyawa jika tidak segera mendapatkan penanganan yang tepat.
Fase kritis bisa terjadi tiga sampai tujuh hari setelah anak mengalami demam. Kondisi ini juga mungkin berlangsung selama 24 hingga 48 jam.
Fase Pemulihan
Setelah berhasil melalui masa kritis, anak pengidap demam berdarah akan melalui fase pemulihan atau recovery.
Fase ini mungkin terjadi dalam 48 hingga 72 jam setelah fase kritis. Pada fase ini, kondisi anak akan membaik dan status hemodinamik (aliran darah dalam sistem peredaran tubuh) juga stabil.
Ketika fase pemulihan dari penyakit DB, cairan yang keluar dari pembuluh darah juga akan kembali masuk ke dalam pembuluh darah.
Selain itu, kadar trombosit anak juga akan meningkat cepat hingga mencapai 150.000/mikroliter darah. Namun kondisi tersebut akan kembali ke kadar normal.
Gejala Kritis DB pada Anak
Berikut ini beberapa tanda atau gejala kritis DB pada anak yang perlu dipahami oleh orang tua agar bisa memberikan penanganan yang tepat:
1. Sakit perut
2. Pendarahan dari hidung atau gusi
3. Muntah terus-menerus
4. Mudah memar
5. Kesulitan bernafas
6. Feses berwarna hitam dan lengket
[Redaktur: Zahara Sitio]