WahanaNews.co | Setiap calon pasangan perlu pemeriksaan kesehatan, guna mengetahui peluang atau risiko penyakit apa yang akan diturunkan ke generasinya (anak). Tes genetik atau umumnya disebut pre-marital check up, dikhususkan untuk bagi pasangan sebelum menikah.
Sayangnya Pre-marital check up masih dinilai tabu di Indonesia, hal ini disampaikan oleh Peneliti dan Ahli Genomik Molekuler, Drh. Safarina G. Malik. Padahal tujuan dari tes genetik ini, melihat adakah kelainan untuk sel darah merah (thalasemia) pada calon pasangan, dan penyakit menular lainnya yang bisa diturunkan.
Baca Juga:
JPPI Sebut 9 Ribu Anak Usia Sekolah di Jakarta Berstatus Menikah
"Memang kalau untuk khusus thalesemia disarankan supaya pre-marital screening, supaya nanti bisa ketahuan Apakah sebab kan (memiliki thalasemia). Sebab kalau karir (pembawa penyakit) ketemu karir, nanti bisa thalesemia mayor, walaupun statusnya berbeda bisa jadi muncul (menurunkan), tapi itu tidak lazim di Indonesia untuk ceknya," jelas Drh Safarina dalam sebuah talkshow.
Tes pre-marital check up juga disebut sebagai upaya preventif bagi masyarakat Indonesia. Mengingat manfaatnya, sebuah tindakan pencegahan yang sangat penting untuk mencegah masalah kesehatan pada diri sendiri, pasangan, dan keturunan ke depannya.
Seseorang yang tampak sehat dapat memiliki sifat pembawa (carrier) penyakit, yang dapat berbahaya terhadap keturunannya. Selain itu, juga ada tes untuk pasangan setelah menikah atau punya anak namanya prenatal screening.
Baca Juga:
Sebuah Desa di Timur China Tawarkan Hadiah Bagi Pasangan Pengantin Muda
Tes yang dilakukan saat hamil atau selama kehamilan, untuk menentukan apakah bayi cenderung memiliki kelainan atau cacat lahir tertentu. Kedua tes di atas yakni pre-marital check up dan prenatal screening, dinilai sudah lazim di luar negeri.
"Di luar negeri sih sudah lazim ada pre-marital dan prenatal screening yang sudah punya anak mau punya anak lagi. Bayinya screening seperti itu, jadi memang itu upaya preventif," kata Drh Safarina.
Sekadar informasi, thalasemia merupakan kelainan darah yang diturunan, disebabkan oleh kelainan hemoglobin (akibat ketidakmampuan sumsum tulang membentuk protein dibutuhkan untuk memproduksi hemoglobin). Sehingga bisa menyebabkan kerusakan pada sel darah merah, sehingga penderitanya mengalami anemia atau kurang darah. [sdy]