WahanaNews.co | Kemunculan varian Omicron B.1.1.529 bikin kaget para ilmuwan lantaran sangat beda dari varian COVID-19 lainnya. Teori terbaru menyebut, evolusi mungkin terjadi bukan pada manusia, melainkan pada tikus.
Kemungkinan ini dideskripsikan sebagai reverse zoonosis, yakni virus Corona dari hewan meloncat ke manusia, lalu loncat lagi ke hewan. Diyakini, SARS-CoV-2 menular lagi ke hewan pada pertengahan 2020.
Baca Juga:
WHO: Omicron Belum Sebabkan Kematian, Delta Jauh Lebih Ganas
Berbagai mutasi terakumulasi pada hewan sejak saat itu, diyakini menular lagi ke manusia.
Dikutip dari Livescience, begitu berbedanya varian Omicron dibanding varian lain menjadi salah satu bukti yang mendukung teori ini. Demikian diungkap Kristian Andersen, peneliti imunologi dari Scripps Research Institute.
Dibanding teori lain tentang asal usul varian Omicron, reverse zoonosis dinilai paling mungkin terjadi. Teori lain menyebut, varian Omicron berevolusi pada manusia dengan kondisi immunocompromized atau daya tahan tubuh melemah.
Baca Juga:
WHO: Belum Ada Kematian Akibat Omicron, Delta Jauh Lebih Ganas
Di antara berbagai mutasi pada varian Omicron, ada 7 mutasi yang memungkinkan varian ini menginfeksi hewan pengerat termasuk tikus. [qnt]
Ikuti update
berita pilihan dan
breaking news WahanaNews.co lewat Grup Telegram "WahanaNews.co News Update" dengan install aplikasi Telegram di ponsel, klik
https://t.me/WahanaNews, lalu join.