WahanaNews.co |
Hasil penelitian varian baru Corona B117 memperlihatkan, jenis virus ini
menyasar kelompok usia tertentu. Varian baru yang menyebar sejak Oktober 2020
ini, memang belum terbukti mematikan, tetapi tingkat penularannya sangat
tinggi.
Baca Juga:
Dinas Kesehatan Samosir Gelar Pertemuan Kelompok Kerja Operasional, Ini yang Dibahas!
Berdasarkan hasil studi para peneliti di Imperial College
London, mereka yang berusia di bawah 20 tahun lebih berisiko terinfeksi varian
B117. Ini juga diidentifikasi dalam studi sebagai 'Varian of Concern' atau VOC.
"Komposisi usia dari kasus yang dilaporkan lebih besar
terjadi pada usia di bawah 20 tahun, di antara VOC yang dilaporkan daripada
kasus non-VOC," jelas penelitian tersebut yang dikutip dari New York Post,
Kamis (7/1/2021).
"Penelitian lebih lanjut sedang berlangsung spesifik
dari setiap perubahan dalam bagaimana virus mempengaruhi kelompok usia
ini," lanjutnya.
Baca Juga:
Oknum Anggota TNI Ngamuk, Serang dan Rusak Kantor Polres Jayawijaya
Menurut penelitian tersebut, berbeda dengan virus Corona
sebelumnya, B117 Ini lebih mungkin menginfeksi anak-anak. Ini diungkapkan
Profesor Neil Ferguson, yang merupakan seorang ilmuwan dari Imperial College London
sekaligus penulis pada Desember lalu.
Prof Ferguson saat itu mengingatkan pada analisis awal,
virus itu menunjukkan memiliki kecenderungan lebih tinggi untuk menginfeksi
anak-anak.
"Jika itu benar, maka ini mungkin menjelaskan proporsi
yang signifikan, bahkan mungkin dari sebagian besar peningkatan penularan yang
terlihat," imbuhnya.
"Berdasarkan analisis beberapa pekan terakhir varian
baru B117 ini memiliki transmisi yang jauh lebih tinggi dibandingkan virus
SARS-CoV-2 sebelumnya yang beredar di Inggris," jelas Prof Ferguson.
Menurutnya, hal ini akan membuat pengendalian virus lebih
sulit dan semakin menekan pentingnya vaksinasi secepatnya.
"Semua virus berevolusi, dan sangat jarang virus
berubah dengan cara yang mengharuskan kami mengevaluasi ulang kebijakan
kesehatan masyarakat," ujar ilmuwan di Imperial College London, Dr Erik
Volz.
"Kami menemukan banyak bukti tentang perubahan
transmisi varian B117 yang harus dipertimbangkan saat merencanakan respons
COVID-19 di tahun ini," pungkasnya. [dhn]