WahanaNews.co | Seorang mahasiswi ditemukan tewas diduga akibat bunuh diri di kawasan Gedung M Kampus Universitas Tarumanagara (Untar) 1, Grogol Petamburan, Jakarta Barat, pada Jumat (4/10/2024) malam.
"Korban tergeletak di depan kampus. Diduga bunuh diri," kata Kabid Humas Polda Metro Jaya, Kombes Pol Ade Ary, dalam keterangan tertulis, Sabtu (5/10/2024).
Baca Juga:
Penembakan di Exit Tol Bintaro, Polisi Divonis Penjara tapi Belum Dipecat
Ade Ary menerangkan jasad korban inisial E (18) pertama kali diketahui oleh sekuriti kampus Untar berinisial DS dan DE yang saat itu sedang bertugas.
Kedua saksi mendengar suara gedebuk, mereka langsung bergegas menghampiri suara tersebut. Ternyata melihat korban sudah dalam keadaan meninggal dunia," ujar Ade Ary.
Ade Ary mengatakan, sekuriti sebelumnya melihat korban di area selaras Gedung M. Ketika itu, pihak sekuriti meminta korban untuk turun, namun ditolak.
Baca Juga:
Kominfo Blokir Situs Khilafatul Muslimin
"Sempat memperingatkan kepada korban untuk turun, namun korban menggelengkan kepala tidak mau," ungkapnya.
Sementara itu, Kapolsek Grogol Petamburan, Kompol Reza Hafiz Gumilang, menerangkan pihaknya akan menyelidiki penyebab atau motif mahasiswi itu nekat mengakhiri hidup.
"Kami masih perlu melakukan pendalaman, melakukan pemeriksaan terhadap saksi-saksi yang lain maupun mencari alat bukti lainnya seperti CCTV ataupun alat bukti lain," ujar Reza.
Terpisah, Kanit Reskrim Polsek Grogol Petamburan, AKP Aprino Tamara, menambahkan kuat dugaan penyebab meninggal korban akibat bunuh diri. Hal ini berdasarkan rekaman CCTV.
"Kalau indikasinya, sampai saat ini bunuh diri. Kita sudah cek CCTV seluruhnya, dari mulai pagi sampai tempat kejadian magrib itu, yang bersangkutan sendiri. Dan dari keterangan saksi pun, yang melihat korban, saat mau loncat itu kan ada sekuriti di bawah, dia melihat juga di atas situ," ucap Aprino.
Aprino mengatakan, pihak kepolisian juga menemukan bukti catatan yang terdapat di buku korban.
Catatan itu mengisyaratkan niat korban untuk melakukan aksi bunuh diri.
"Kita cek di handphone tidak ada yang janggal, cuma ada catatan di bukunya bahasanya itu agak aneh. Cuma yang tidak, 'saya bunuh diri', enggak. Bahasa yang kayak bebannya berat gitu lho," ujar dia.
"Jadi dia hanya menulis itu pakai bahasa mandarin. Bahasanya itu curhatan, memang sedih, cuma tidak menunjuk ke siapa-siapa," pungkas Aprino.
[Redaktur: Zahara Sitio]