WahanaNews.co | Mustopa (60), warga Lampung pelaku penembakan kantor Majelis Ulama Indonesia (MUI) Pusat merupakan seorang psikopat.
Hal itu ditegaskan Kepala Badan Nasional Penanggulangan Terorisme (BNPT) Rycko Amelza Dahniel. Dia menilai pelaku penembakan di kantor MUI, Jakarta Pusat, bukan penganut ekstremisme atau radikalisme.
Baca Juga:
Aksi AKP Dadang Guncang Solok Selatan, Hujani Rumah Dinas Kapolres dengan Tembakan
"Kasus penembakan di MUI di Jakarta bukan radikal ya, tidak ada radikal sama sekali, tidak ada teroris sama sekali. Tidak masuk radikal, tidak masuk ekstrem, tidak masuk wilayah jaringan terorisme," kata Rycko di Semarang, Jawa Tengah, Jumat (5/5) melansir CNNIndonesia.
Rycko berpendapat Mustopa merupakan psikopat. Ia mengatakan ada riwayat di keluarga Mustopa. Apalagi, kata dia, Mustopa sudah beberapa kali melakukan tindak pidana.
"Pelaku itu psikopat ya, sayang sudah almarhum. Beliau orang sakit, ada riwayat secara keturunan, genetik dan juga dia (Mustopa) dalam proses. Sudah berkali-kali melakukan pelanggaran yang berkaitan dengan masalah kesehatannya, bukan terorisme," ujarnya.
Baca Juga:
Polisi Tembak Polisi di Solok Selatan, Kasus Masih dalam Penyelidikan
Penembakan terjadi di Kantor MUI Pusat, Menteng, Jakarta Pusat pada Selasa (2/5) siang. Dua staf MUI mengalami luka-luka akibat aksi penembakan tersebut.
Berdasarkan penyelidikan, pelaku penembakan adalah seorang pria asal Lampung bernama Mustopa. Namun, Mustopa meninggal dunia setelah sempat diamankan.
Menurut keterangan dokter forensik, Mustopa meninggal dunia karena serangan jantung dan penyakit infeksi yang dideritanya.