WahanaNews.co, Serang – FS (50) yang berselingkuh dengan menantunya, MR, harus meregang nyawa, usai terlibat keributan dengan suami MR, sekaligus anak tirinya yang berinisial SR (38).
Korban dipukul kepalanya menggunakan balok kayu, hingga mengeluarkan darah melalui hidung dan telinganya.
Baca Juga:
DPRD Banten Minta TAPD Selaraskan APBD dengan Program Prioritas Pemerintah Pusat
"Korban tidak bisa bergerak dan mengeluarkan darah dari hidung, mulut dan telinga bagian kiri. Lalu datang warga, membawa korban ke rumah sakit dan diketahui korban telah meninggal dunia," ujar Kompol Teddy Heru Murtianto, Kapolsek Serang, Minggu, (13/8/2023) melansir VIVA.
Dikatakan Kompol Teddy, pada Sabtu, 12 Agustus 2023, FS dan MR bertemu di dekat rumah pelaku di Kelurahan Cipare, Kecamatan Serang, Kota Serang, Banten, sekitar pukul 15.00 wib.
Keduanya terlibat keributan soal perselingkuhan antara ayah tiri dengan menantunya.
Baca Juga:
Bawaslu Kabupaten Serang Tingkatkan Pengawasan Selama Masa Tenang Pilkada Serentak 2024
FS yang tersulit emosi kemudian mencari kayu untuk memukul SR. Tak ingin menjadi korban, SR mengambil kayu di rumahnya. Ayah tiri memukul anaknya, namun bisa menghindar. Sang anak tiri pun memukul korbannya dan mengenai kepala. Saat tersungkur, SR memukul kepala FS hingga korbannya tidak lagi bergerak.
"Pelaku kembali memukul korban menggunakan balok sebanyak dua kali, mengenai leher bagian belakang dan mengenai kepala bagian belakang," terangnya.
Polisi yang menerima informasi adanya keributan tersebut sekitar pukul 16.30, datang ke lokasi kejadian.
Pelaku SR yang berada di rumah warga pun ditangkap tanpa perlawanan dan mengakui perbuatannya.
Tersangka kini sudah berada di Mapolsek Serang untuk dilakukan pemeriksaan dan mempertanggung jawabkan perbuatannya. Sementara ini, sudah ada lima saksi yang diperiksa polisi terkait kasus tersebut.
"Kita menyita dua balok dengan panjang sekitar satu meter. Celana jeans dan kaos. Pelaku dikenakan Pasal 351 ayat 3 KUHP, mengenai penganiayaan yang mengakibatkan korbannya meninggal dunia," jelasnya.
[Redaktur: Alpredo Gultom]