Wakil Rektor III UIN Walisongo Semarang Achmad Arief Budiman berharap masyarakat berhati-hati dan tidak terprovokasi munculnya petisi dari sejumlah kampus perguruan tinggi.
"Harus perlu dibangun sikap berhati-hati menerima informasi dari mana pun termasuk dari media sosial dan informasi-informasi lain terkait dengan upaya-upaya yang harus diwaspadai berupa petisi maupun sikap-sikap yang destruktif terhadap negara Indonesia yang kita cintai," ungkap Arief.
Baca Juga:
Ribuan Warga Hadir, Saat Jokowi Blusukan di Banyumas Dampingi Luthfi
Oleh karena itu, pihaknya mengimbau agar masyarakat tetap mendukung upaya pelaksanaan pemilu yang jujur dan adil serta bermartabat, dan tidak anarkis.
"Hal yang harus dijaga bagi setiap civitas akademika dan mahasiswa adalah melihat pemilu itu sebagai kontestasi demokrasi untuk mengantarkan terpilihnya para pemimpin bangsa dan negara Indonesia ini," kata Arief.
Arief berharap mahasiswa-mahasiswi dapat menggunakan hak pilihnya pada 14 Februari mendatang sebagai andil menciptakan Pemilu ini bisa mengantarkan Indonesia menjadi lebih baik.
Baca Juga:
Ramai Petisi Pemakzulan Presiden Jokowi, Yusril Buka Suara
Belakangan ini, sejumlah civitas academica dari pelbagai kampus di Indonesia menyampaikan kritik terhadap pemerintahan Jokowi serta menuntut pemilu 2024 yang jujur dan adil.
Hingga Minggu (4/2/2024) tercatat sudah 7 kampus yang mengkritik Jokowi. Mereka adalah Universitas Gajah Mada (UGM), Universitas Indonesia (UI), Universitas, Padjadjaran (Unpad), Universitas Islam Indonesia (UII), Universitas Hasanuddin (Unhas), Universitas Muhammadiyah Yogyakarta (UMY), dan Universitas Mulawarman Samarinda.
Petisi diawali oleh beberapa guru besar dan akademisi di Universitas Gajah Mada (UGM) Yogyakarta pada 31 Januari lalu. Dalam petisinya, mereka menyesalkan dugaan penyimpangan yang dilakukan Presiden Joko Widodo sebagai alumni kampus tersebut.