WahanaNews.co | Menteri Desa, Pembangunan Daerah Tertinggal, dan Transmigrasi, Abdul Halim Iskandar, mendorong Badan Usaha Milik Desa (BUMDes) terdampak pandemi Covid-19 bergerak cepat melakukan diversifikasi usaha.
Dengan diversifikasi usaha yang pas, BUMDes bakal mengalami kebangkitan usaha lebih cepat.
Baca Juga:
Gus Halim: Dana Desa Turunkan Angka Status Desa Tertinggal di Sumut
"Sekarang ini semua BUMDes lagi diuji. Bukan (BUMDes di) Kabupaten Badung saja, tapi semua. Ketika semua (BUMDes) bangkit, Badung lebih dulu (bangkit). Karena sudah temukan diversifikasi," ujar Abdul Halim Iskandar, saat meninjau UMKM dan BUMDes Ekspo 2021 di Balai Pelatihan dan Pemberdayaan Masyarakat Desa, Daerah Tertinggal, dan Transmigrasi Denpasar, Kabupaten Badung, Bali, Sabtu (23/10/2021).
Gus Halim --sapaan akrab Abdul Halim Iskandar-- mengatakan, sejak disahkannya Undang-Undang Cipta kerja beberapa waktu lalu, BUMDes menjadi sebuah badan hukum yang memiliki posisi kuat.
Untuk itu, lanjutnya, BUMDes memiliki posisi strategis dalam membantu pemulihan ekonomi nasional di level desa.
Baca Juga:
Kemendes PDTT Pertahankan Status Badan Publik Informatif
Ia menegaskan, dikembangkannya BUMDes bukan semata-mata untuk memberikan sumbangsih kepada peningkatan Pendapatan Asli Desa (PADes), namun lebih diutamakan untuk peningkatan ekonomi warga desa.
Ia berharap, BUMDes bisa menjadi ikon utama yang menopang pertumbuhan ekonomi.
"(BUMDes) Fungsi utamanya adalah menkonsolidasi pergerakan ekonomi warga masyarakat desa. Sehingga pada intinya BUMDes adalah untuk peningkatan ekonomi warga," ujarnya.
Dalam kesempatan itu Gus Halim mengingatkan jika upaya pembangunan desa harus sejalan dengan akar budaya setempat.
Menurutnya, akar budaya desa adalah aset yang menjadi khas dan kebanggaan Indonesia.
"Jangan sekali-kali melakukan pembangunan di desa yang keluar dari budaya lokal. Harus bertumpu pada akar budaya masyarakat setempat yang sudah berjalan ratusan tahun. Dan itu adalah kebanggaan kita semua," ujarnya.
Sementara itu, Sekda Kabupaten Badung, I Wayan Adi Arnawa mengatakan, Kabupaten Badung, merupakan daerah yang sangat terdampak secara ekonomi akibat pandemi Covid-19.
Menurutnya, hal tersebut disebabkan pengembangan ekonomi Badung yang selama ini hanya fokus di sektor pariwisata saja.
Untuk itu, lanjut I Wayan, Kabupaten Badung melakukan redesign pembangunan dengan melakukan diversifikasi di luar sektor pariwisata.
Ia berharap, pelatihan BUMDes yang digelar oleh Kementerian Desa, Pembangunan Daerah Tertinggal, dan Transmigrasi tersebut, dapat mempercepat proses diversifikasi BUMDes di daerahnya.
"Pelatihan ini sangat positif sekali, terutama untuk mempersiapkan pengelola-pengelola BUMDes. Karena kemarin kita kebanyakan hidup di sektor pariwisata, dulu sejahtera, tapi sekarang dengan kondisi pandemi kita sangat terpuruk. Semoga ada diversifikasi di luar pariwisata," ujarnya.
Dalam kesempatan itu, Gus Halim juga secara resmi membuka pelatihan pengelolaan BUMDes angkatan 12 di Bali.
Pelatihan pengelolaan BUMDes ini merupakan upaya meningkatkan inovasi masyarakat desa untuk memberikan nilai lebih bagi badan usaha mereka.
Selain pelatihan manajemen, peserta juga diberikan materi pelatihan sesuai dengan jenis usaha BUMDes masing-masing. [qnt]