WahanaNews.co | Sejak tahun 2019, Presiden Joko Widodo (Jokowi) sudah menolak tegas usul perpanjangan masa jabatan presiden dan presiden 3 periode. Bahkan, hingga sekarang, penolakan tersebut sudah dilakukan berkali-kali.
Wacana perpanjangan masa jabatan presiden itu muncul seiring dengan usulan amandemen UUD 1945 pada 2019. Wacana juga muncul usai Amien Rais melontarkan tudingan. Isu itu pun bergulir di ranah publik dan menjadi polemik.
Baca Juga:
Dua Pekan Menjelang Pilkada Jakarta, Pasangan Calon Berebut Dukungan Jokowi-Anies
Usulan 3 Periode Menjerumuskan
Pada 2019, wacana ini sudah bergulir. Jokowi kemudian angkat bicara. Jokowi beberapa kali menegaskan menolak usulan jabatan presiden menjadi tiga periode. Bahkan Jokowi merasa usulan itu seperti hendak mendorongnya supaya jatuh tersungkur.
Baca Juga:
Ribuan Warga Hadir, Saat Jokowi Blusukan di Banyumas Dampingi Luthfi
"Usulan itu menjerumuskan saya," kata Jokowi lewat akun Twitter resminya yang bercentang biru, @jokowi, Minggu (2/12/2019).
Tolak Jabatan 3 Periode
Jokowi kembali menyatakan dia adalah produk pemilihan presiden yang dipilih langsung oleh rakyat berdasarkan konstitusi. Karena itu, dia dengan tegas menolak usulan masa jabatan presiden 3 periode.
"Saya tegaskan, saya tidak ada niat. Tidak ada juga berminat menjadi presiden tiga periode," kata Jokowi lewat video di YouTube Sekretariat Presiden, Senin (15/3/2021).
Jokowi mengatakan konstitusi telah mengamanahkan masa jabatan presiden maksimal 2 periode. "Itu yang harus kita jaga bersama-sama," ujarnya.
Ada Yang Cari Muka
Dalam kesempatan terpisah, Jokowi juga menilai pihak yang memunculkan wacana itu hendak 'cari muka' ke dirinya. Dia pun menilai sebaiknya amendemen UUD tidak perlu dilakukan.
"Sejak awal sudah saya sampaikan bahwa saya produk pemilihan langsung. Saat itu waktu ada keinginan amandemen, apa jawaban saya? Untuk urusan haluan negara, jangan melebar ke mana-mana," kata Jokowi kepada wartawan di Istana Merdeka, Jakarta Pusat, Senin (2/12/2019).
"Kenyataannya seperti itu kan. Presiden dipilih MPR, presiden 3 periode, presiden satu kali 8 tahun. Seperti yang saya sampaikan. Jadi lebih baik tidak usah amendemen," sambungnya.
Daripada amendemen UUD 1945 melebar, Jokowi meminta lebih baik berfokus ke tekanan-tekanan eksternal. Jokowi tak langsung menunjuk hidung pihak yang dia maksud, tapi dia menyebut ada yang ingin 'cari muka' hingga menjerumuskannya.
"Ada yang ngomong presiden dipilih 3 periode, itu ada 3. Ingin menampar muka saya, ingin cari muka, padahal saya punya muka. Ketiga ingin menjerumuskan. Itu saja, sudah saya sampaikan," ucap Jokowi.
Terbaru, Jokowi kembali menyatakan sikapnya. Jokowi secara tegas menolak usulan perpanjangan masa jabatan presiden.
"Saya kan udah bolak-balik jawab, mau jawab apa lagi?" kata Jokowi menjawab isu seputar presiden 3 periode dalam pertemuan dengan sejumlah pemimpin redaksi di Istana Kepresidenan, Jakarta, Rabu (15/9/2021).
Jokowi menghormati demokrasi karena itu dia tidak melarang pendapat dan pernyataan-pernyataan yang berseliweran soal masa jabatan presiden di publik. Jokowi mengungkit sikapnya yang tidak memberangus tagar #2019GantiPresiden.
"Sekarang begini, ada orang yang mengusulkan, nggak mungkin saya larang. Ini bagian dari demokratisasi. Wong yang hashtag #2019GantiPresiden saja saya nggak larang, masa ini saya ngelarang-larang orang beropini dan pendapat terkait aspirasi politis. Ya itu kan terserah mereka," kata Jokowi.
"Ada dari akar rumput, dari pihak kekuatan politik, misalnya mengusulkan itu. Biarkan saja. Yang penting kan saya sudah menolak. Sikap saya sama seperti sebelum-sebelumnya. Gimana saya harus menjawab lagi," ujarnya.
Jokowi kemudian menanggapi isu perpanjangan masa jabatan presiden hingga 2027. Dia menegaskan menolak usulan itu.
"Jawaban saya tetap sama saja," kata Jokowi. [rin]