WahanaNews.co | Siapa sosok pelukis gambar legendaris di kaleng Khong Guan?
Gambar sosok ibu dan anaknya yang hangat dan penuh nostalgia dalam gambar tersebut telah menjadi ikon Hari Raya, membangkitkan kenangan indah berkumpul bersama keluarga.
Baca Juga:
Eks Menlu RI Retno Marsudi Diangkat jadi Dewan Direksi Perusahaan Energi Singapura
Ternyata di balik gambar ikonik tersebut, terdapat sosok yang selama ini tersembunyi, sang pelukis bernama Bernardus Prasodjo.
Baru-baru ini, identitas Bernardus Prasodjo terungkap setelah sang anak, Andreas Prasadja, membagikan potretnya di Twitter.
Unggahan tersebut langsung menarik perhatian warganet, takjub dan terharu mengetahui sosok di balik gambar yang telah menemani masa kecil mereka.
Baca Juga:
Buka Kejuaraan Nasional Renang Antar Klub Se-Indonesia, Wamenpora Harap Dapat Lahirkan Atlet Berprestasi
Bernandus, yang kini berusia 79 tahun, telah melukis gambar keluarga bahagia di kaleng Khong Guan sejak tahun 1970-an.
Lukisannya yang penuh kehangatan dan keceriaan telah menjadi bagian tak terpisahkan dari tradisi Lebaran di Indonesia.
Banyak yang bertanya-tanya tentang makna di balik gambar tersebut. Mengapa hanya ada ibu dua anak, tanpa ayah?
Menurut Bernardus, sang pelukis biskuit Khong Guan, keputusan untuk tidak menyertakan gambar ayah pada kemasan biskuit ini bukanlah kebetulan.
Menurutnya, bahwa hal tersebut adalah bagian dari strategi visualisasi pemasaran yang sengaja di buat untuk memengaruhi target pasar utama, para ibu rumah tangga.
Bernandus menjelaskan bahwa dengan tidak menyertakan gambar ayah, Khong Guan ingin menggambarkan gambaran idilisasi rumah tangga yang dipegang oleh ibu.
Strategi ini didasarkan pada asumsi bahwa kebanyakan pembeli produk Khong Guan adalah ibu rumah tangga yang bertanggung jawab atas pembelian dan konsumsi makanan ringan di rumah.
Dengan gambar tersebut, Khong Guan berharap dapat membangun koneksi emosional yang lebih kuat dengan target pasar utamanya, yaitu ibu rumah tangga.
Gambar Bernardus di kaleng Khong Guan bukan hanya sekadar ilustrasi. Lukisannya telah menjadi simbol kebahagiaan, kehangatan dan nostalgia bagi banyak orang di Indonesia.
Bagi Bernardus, ini merupakan sebuah kebahagiaan tersendiri, dia merasa bangga karyanya dapat membawa keceriaan bagi keluarga Indonesia di momen spesial Lebaran.
[Redaktur: Zahara Sitio]