WahanaNews.co | LRT Jabodebek ditargetkan beroperasi pada pertengahan 2022.
Dalam rangka melayani kebutuhan transportasi masyarakat di wilayah Ibu Kota dan sekitarnya, nantinya proyek strategis nasional (PSN) ini akan memiliki 18 stasiun.
Baca Juga:
Pastikan Jalan Nasional dan Jembatan di Sulsel Siap Dilalui Selama Nataru, Kementerian PU: 96,45% Dalam Kondisi Mantap
VP Public Relations PT Kereta Api Indonesia (Persero) atau KAI, Joni Martinus, mengaku tengah mempersiapkan segala sesuatunya terkait pengoperasian LRT tersebut, baik sarana, prasarana, fasilitas pelayanan penumpang maupun perizinan-perizinan yang diperlukan.
“Sebagai salah satu Proyek Strategis Nasional, tentu kehadiran LRT Jabodebek sangat dinantikan untuk mendukung kegiatan bertransportasi masyarakat yang aman, nyaman dan bebas macet,” ujarnya, Rabu (15/9/2021).
Joni menjelaskan, sesuai Perpres No. 49/2017, KAI ditugaskan untuk menyelenggarakan sarana dan prasarana LRT Jabodebek, antara lain meliputi pengadaan sarana, pengoperasian sarana dan prasarana, dan perawatan sarana dan prasarana.
Baca Juga:
DPRD DKI Minta PT LRT Jakarta Matangkan Rancangan Akses Transportasi untuk Difabel
Selain itu, KAI juga bertanggung jawab terkait pengusahaan sarana dan prasarana termasuk pendanaan prasarana Kereta Api Ringan/Light Rail Transit terintegrasi serta penyelenggaraan sistem tiket otomatis (Automatic Fare Collection).
"Nantinya terdapat 18 stasiun LRT Jabodebek yang akan melayani masyarakat, yaitu Stasiun Dukuh Atas, Setiabudi, Rasuna Said, Kuningan, Pancoran, Cikoko, Ciliwung, Cawang, TMII, Kampung Rambutan, Ciracas, Harjamukti, Halim, Jatibening Baru, Cikunir I, Cikunir II, Bekasi Barat, dan Jatimulya," paparnya.
Lebih lanjut dia berujar, stasiun LRT Jabodebek berada di lokasi-lokasi strategis, mulai dari kawasan perumahan hingga kawasan bisnis.
Tujuannya memudahkan para penglaju untuk bertransportasi dari dan menuju Ibu Kota atau wilayah lainnya.
"Untuk menunjang kenyamanan para pelanggan saat berada di stasiun, stasiun LRT Jabodebek dilengkapi dengan fasilitas akses berupa eskalator, tangga, dan lift, toilet, ruang menyusui, musala, ruang kesehatan, Passenger Information Display System [PIDS], passenger announcement, dan CCTV," imbuhnya.
Sebagai informasi, pembangunan LRT Jabodebek melibatkan empat BUMN, yakni PT Adhi Karya (Persero) Tbk, PT Len Industri (Persero), PT INKA (Persero), dan PT KAI (Persero).
Baru-baru ini, PT Adhi Karya (Persero) Tbk mengatakan akan menggunakan dana proyek lintas rel terpadu (LRT) Jabodebek yang diterima dari pemerintah untuk menyelesaikan proyek yang sama.
Adhi Karya belum lama ini telah menerima pembayaran proyek LRT Jabodebek senilai Rp 520,5 miliar untuk proses pekerjaan Juli-September 2020.
Secara total, perseroan telah menerima Rp 13,8 triliun untuk pembayaran proyek LRT.
“[Dana dari pembayaran LRT belum lama ini] kami akan gunakan untuk modal kerja di [proyek] LRT, karena LRT masih dalam tahap penyelesaian,” kata Direktur Utama Adhi Karya, Entus Asnawi, kepada wartawan, Jumat (3/9/2021).
Nilai investasi proyek LRT Jabodebek sendiri tercatat mencapai Rp 23,3 triliun.
Dengan kata lain, anggaran yang telah Adhi Karya terima sejauh ini mencapai 59,22 persen.
Sementara itu proyek LRT sepanjang 44 kilometer tersebut dirancang memiliki lintasan pelayanan yang dibagi menjadi tiga dan memiliki satu depo di Bekasi Timur.
Adapun, seluruh konstruksi LRT Jabodebek dijadwalkan rampung sekitar Agustus-September 2021.
Di sisi lain, uji coba pengoperasian infrastruktur transportasi anyar tersebut akan berlangsung sekitar 6-9 bulan setelah konstruksi rampung.
Alhasil, pengoperasian LRT Jabodebek dijadwalkan pada medio 2022. [qnt]