"Potensi magnitudo maksimum gempa megathrust selatan Jawa Timur hasil kajian adalah 8,7. Nilai magnitudo gempa tertarget ini oleh tim kajian BMKG dijadikan sebagai inputan pemodelan tsunami untuk wilayah Pacitan," ucap Daryono.
Daryono menjelaskan, berdasarkan catatan sejarah, pada 4 Januari 1840 terjadi Gempa Jawa yang memicu terjadinya tsunami di Pacitan.
Baca Juga:
BMKG Hang Nadim: Kota Batam Berpotensi Hujan Sepanjang Hari Ini
"Selanjutnya pada 20 Oktober 1859, terjadi lagi gempa besar di Pulau Jawa yang juga menimbulkan tsunami menerjang Teluk Pacitan, menewaskan beberapa orang awak kapal," papar Daryono.
Daryono juga menjelaskan, gempa besar di Jawa kembali terjadi pada 11 September 1921 dengan magnitudo 7,6.
Pusat gempa ini terletak di zona outer rise selatan Pacitan yang juga memicu tsunami hingga Cilacap.
Baca Juga:
Hingga 25 November: Prediksi BMKG Daerah Ini Berpotensi Cuaca Ekstrem
Kemudian, Pacitan kembali diguncang gempa berskala besar pada 27 September 1937.
Dampak gempa ini mencapai skala intensitas VIII-IX MMI menyebabkan 2.200 rumah roboh dan banyak orang meninggal.
Lebih lanjut, Daryono menjelaskan, ada banyak upaya yang dapat dilakukan untuk mitigasi bencana guna mencegah korban saat terjadi tsunami.