WAHANANEWS.CO, Jakarta - Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) menegaskan bahwa tidak terjadi penimbunan bantuan logistik bagi korban banjir dan longsor di Provinsi Aceh.
“Pencatatan dan manajemen distribusi logistik tertata dengan baik di Lanud Sultan Iskandar Muda. Jadi buat rekan-rekan yang kebetulan ada di Provinsi Aceh, silakan melihat langsung bahwa tidak ada terjadi penimbunan atau tidak ada terjadi stok-stok logistik yang terhambat distribusinya di Lanud Sultan Iskandar Muda," kata Kepala Pusat Data, Informasi, dan Komunikasi Kebencanaan BNPB Abdul Muhari.
Baca Juga:
Kemensos dan BNPB Perkuat Respon Cepat Banjir Sumatera dengan Puluhan Dapur Umum
Hal tersebut dia sampaikan dalam konferensi pers mengenai update penanganan bencana banjir dan longsor di Aceh, Sumatera Utara, dan Sumatera Barat, seperti dipantau secara daring di Jakarta, Rabu.
Muhari lalu menjelaskan bahwa seluruh bantuan yang masuk ke Lanud Sultan Iskandar Muda dicatat dan langsung didistribusikan ke titik-titik pengungsian sesuai kebutuhan di lapangan. Pemerintah, kata dia, juga membuka akses bagi media untuk melihat langsung pengelolaan logistik tersebut.
Lebih lanjut, dia menyampaikan bahwa sejak 28 November hingga 10 Desember 2025 pukul 15.00 WIB, total bantuan logistik yang masuk ke Aceh mencapai 448,6 ton. Dari jumlah tersebut, ujarnya, sebanyak 334 ton bantuan logistik telah berhasil disalurkan kepada para pengungsi, sementara sisanya masih terus dioptimalkan pendistribusiannya.
Baca Juga:
Kemenpar Kirim Bantuan untuk Korban Banjir Sumatra, Menpar Widiyanti: “Musibah Ini Menyisakan Duka Mendalam”
"Ini secara rekapitulasi dari awal 28 November hingga hari ini 10 Desember pukul 15.00 WIB," ujarnya.
Berikutnya, Muhari menyampaikan untuk mempercepat penyaluran, pemerintah mengoptimalkan distribusi logistik melalui jalur darat dan udara. Khusus pada Rabu ini, ia mengatakan distribusi bantuan logistik via darat dilakukan menggunakan lima truk dengan total muatan 9,85 ton. Sementara itu, distribusi udara dilaksanakan melalui tujuh sorti penerbangan dengan total muatan 4,93 ton.
Berikutnya, Muhari mengatakan distribusi melalui jalur udara difokuskan untuk menjangkau kantong-kantong pengungsian yang berada jauh dari pusat kabupaten dan kota, sedangkan jalur darat dimanfaatkan untuk memperbanyak pengiriman logistik, termasuk kebutuhan non-pangan.