WahanaNews.co | Di
tengah isu resuffle, Partai Demokrat (PD) merasa yakin tak akan ditawari
Presiden Joko Widodo (Jokowi) bergabung ke kabinet. Demokrat mengaku pernah
diajak bergabung ke kubu Jokowi, namun ujungnya gak jelas.
Baca Juga:
Jokowi Panggil Sejumlah Tokoh di Tengah Isu Resuffle
"Tidak mungkin ada tawaran atau ada utusan. Karena set
up politik rezim sekarang memaksa Demokrat dan PKS menjadi oposisi. Demokrat
pernah diajak Pak Jokowi duduk di kabinet awal pemerintahan kedua," kata
Ketua Bapilu Partai Demokrat, Andi Arief, kepada wartawan, Kamis (15/4/2021).
Andi Arief mengklaim Demokrat sempat diajak masuk ke kabinet
Jokowi di awal periode kedua. Namun, Andi Arief menyebut Jokowi malah
mengkhianati ajakannya itu sendiri.
"Sekali lagi diajak, bukan meminta. Namun yang
mengkhianati ajakan itu ya Pak Jokowi. Kami mengartikannya bahwa kami
ditakdirkan mengambil peran menjadi oposisi," ujarnya.
Baca Juga:
Nasdem Klaim Hubungan Jokowi-Surya Paloh Baik-baik Saja
Partai Demokrat, kata Andi Arief, menganggap perubahan
ajakan tersebut lumrah dalam politik. Dia menganggap perubahan sikap Jokowi itu
terjadi karena ada tekanan.
"Namun Partai Demokrat menganggap Pak Jokowi yang
pernah khianati janji itu hal biasa dalam politik, meski bagi kami yang
memiliki standar etika politik tidak mengenal cara itu. Kami memahami mungkin
saja saat itu terjadi perubahan pemikiran atau munculnya banyak tekanan,"
ujarnya.
Isu kocok ulang atau reshuffle Kabinet Indonesia Maju
sebelumnya menyeruak seiring peleburan Kemenristek ke Kemendikbud dan
pembentukan Kementerian Investasi. Tenaga Ahli Utama KSP Ali Mochtar Ngabalin
menyebut Jokowi dalam waktu dekat ini akan melantik dua menteri tersebut.