WahanaNews.co | Menteri Perencanaan Pembangunan
Nasional (PPN) / Kepala Bappenas, Suharso Monoarfa, angkat bicara terkait
desain garuda raksasa dalam desain Istana Negara di Ibu Kota Negara (IKN) atau
ibu kota baru, Kalimantan Timur.
Suharso
turut menjelaskan desain istana negara berbentuk burung garuda yang ramai
diperbincangkan masyarakat.
Baca Juga:
Kementerian PUPR Ungkap Progres Pembangunan IKN Nusantara Capai 15%
Ia
membenarkan bahwa desain tersebut tidak dirancang oleh arsitektur, melainkan
karya seniman patung bernama Nyoman Nuarta.
Menurut
dia, makna dari karya tersebut harus menjadi perhatian karena pemerintah
menginginkan Istana Negara di ibu kota baru bersifat Indonesia sentris dan
turut melambangkan identitas bangsa.
"Sebagai
gagasan gedung, why not? Nanti kearsitekturannya,
silahkan arsitek mikir, dari sisi security,
civil engineering, affordable atau tidak," ucap
Suharso, dilansir dari Antara,
Kamis (8/4/2021).
Baca Juga:
PUPR Jajaki Minat Investor Biayai Proyek Saluran Irigasi di Sumsel dan Lombok
"Yang
penting adalah pesan di balik ini, kenapa diinginkan bangunan yang bentuknya
seperti itu," jelas Suharso lagi.
Suharso
menegaskan bahwa gambar burung tersebut merupakan pradesain dan terbuka untuk
perubahan.
"Kalau
ada yang bisa mewakili (identitas bangsa), ya monggo. Untuk sebuah gagasan, ide, Presiden
menawarkan, ini pradesain. Jadi silakan, kita terbuka," tegas dia.
Sebelumnya,
Presiden Joko Widodo melalui laman Instagram resminya turut menegaskan bahwa
desain Istana Negara buatan Nyoman Nuarta merupakan pradesain yang sarat dengan
unsur filosofi lambang burung garuda sebagai pemersatu bangsa sesuai semboyan
Bhinneka Tunggal Ika.
"Usulan ini, sekali lagi, masih pada tahap
pradesain. Karena itu, saya sangat mengharapkan masukan dari bapak ibu dan
saudara-saudara semua tentang pra desain istana ini," tegas Jokowi.
Setelah
sejumlah masukan diterima, Jokowi akan kembali mengundang para arsitek dan para
ahlinya untuk melakukan pengayaan pradesain menjadi basic desain Istana Negara.
Sayembara Desain
Suharso
juga bilang, pemerintah pun membuka opsi untuk melakukan sayembara desain Istana Negara
yang akan dibangun di ibu kota negara baru di Kalimantan.
"Nanti
kita lihat, apakah akan membuat sayembara istana negara atau sayembara
arsitek dari gagasan bentuk garuda atau bagaimananya, nanti akan kita
pikirkan," ujar Suharso.
Jika
nantinya sayembara desain istana negara akan dilakukan, lanjut Suharso,
pemerintah akan menerapkan kaidah yang ketat sesuai dengan undang-undang
arsitek.
"Gambar
arsitektur harus dibuat oleh orang yang ahli dan bisa
dipertanggungjawabkan," terang Suharso.
"Begitu
juga dengan IKN, ketika bangun master
plan, kita undang konsultan dunia yang punya sejarah dan
pengalaman di sektor perencanaan kota yang diakui secara internasional,
sehingga tidak melanggar undang-undang yang ada di kita," kata dia lagi.
Untuk
pembangunan ibu kota baru, pemerintah juga akan menggandeng investor swasta. Selain itu, terbuka pula peluang
pendanaan dari investor asing.
Sejauh
ini, sudah ada Uni Emirat Arab (UEA) yang menyatakan keinginan untuk berinvestasi
di Ibu Kota Negara di Kalimantan.
Pada
tahun 2019, Menteri Keuangan Sri Mulyani memaparkan perkiraan kebutuhan
pembiayaan untuk pembangunan ibu kota negara baru dibagi menjadi 3 sumber, yaitu
Rp 89,4 triliun (19,2 persen) melalui APBN.
Lalu, Rp
253,4 triliun (54,4 persen) melalui Kerjasama Pemerintah dengan Badan Usaha
(KPBU), serta Rp 123,2 triliun (26,4 persen) dari pendanaan swasta. [dhn]