Contohnya, pembangunan jembatan gantung dalam dua bulan ke depan untuk pejalan kaki dan kendaraan roda dua sebagai penghubung Kabupaten Lumajang dengan Malang Selatan.
Jembatan tersebut juga didesain dapat dilalui ambulans untuk keadaan darurat.
Baca Juga:
Gunung Semeru Kembali Erupsi, Tinggi Abu 700 Meter
"Kami juga menyiapkan jalur alternatif ke arah selatan sepanjang 2 kilometer yang dibangun oleh Pemerintah Kabupaten (Pemkab) dan Kementerian PUPR membantu 7 kilometer," ungkap Hedy.
Namun, jalur alternatif tersebut tidak bisa digunakan untuk kendaraan berat, melainkan hanya logistik ringan.
Untuk perbaikan permanen Jembatan Besuk Koboan di ruas Jalan Nasional Turen-Lumajang, dibutuhkan waktu sekitar 1 tahun.
Baca Juga:
Status Gunung Semeru Turun Jadi Level III Siaga, Warga Belum Boleh Mendekat
"Pembangunan jembatan permanen dengan bentang 130 meter butuh waktu. Makanya, kita buatkan dulu jembatan gantung yang bersifat sementara untuk pemulihan konektivitas," sambungnya.
Untuk mendukung kebutuhan pengungsi, Kementerian PUPR melalui Balai Prasarana Permukiman Wilayah (BPPW) Jawa Timur telah memobilisasi 10 unit Hidran Umum (HU) kapasitas 2.000 liter.
Lalu, ada 4 unit Mobil Tangki Air (MTA) berkapasitas 4.000 liter, 6 unit tenda hunian darurat, 3 mobil toilet, 11 bed, 6 tenda ukuran 4x4, 1 unit dump truck dan mobil kabin, juga dukungan 16 personel tanggap darurat.