WahanaNews.co, Jakarta - DSA(29), kekasih dari anak DPR RI, Gregorius Ronald Tannur (GR) dinyatakan meninggal dunia di RS National Hospital Surabaya. DSA tewas diduga akibat dari kekerasan yang dilakukan oleh GR.
Berikut sejumlah fakta-fakta yang dilansir dari CNNIndonesia terkait peristiwa tersebut:
Baca Juga:
Pasca Dilantik Jadi Anggota DPR RI, H Sudjatmiko Tasyakuran Bareng Tim Pemenangan
Cekcok sebelum kejadian
GR dan DSA sebelumnya tengah makan malam di G-Walk Surabaya sebelum mendapat undangan dari rekannya GR ke tempat hiburan malam, Blackhall KTV, Lenmarc Mall, Jalan Mayjend Jonosewojo, Surabaya.
Pukul 21.32 WIB sejoli yang telah menjalin asmara sejak 5 bulan lalu tiba di tempat karaoke di room 7 dan bergabung dengan lima rekan lainnya.
Baca Juga:
Daftar Lengkap 580 Anggota DPR Terpilih 2024-2029 Bakal Ikuti Pelantikan Hari Ini
"Berkaraoke sambil meminum minuman keras," Kata Kapolrestabes Surabaya Pasma Royce, saat konferensi pers di Polrestabes Surabaya, Jumat (6/10).
Usai berkaraoke, pasangan tersebut terlihat mengalami cekcok yang sempat disaksikan oleh petugas dan sekuriti Blackhole KTV. Cekcok tersebut mengarah pada tindakan-tindakan kekerasan yang setelahnya dilakukan oleh pelaku, GR.
Ditendang hingga dipukul botol miras
Tersangka GR melakukan beberapa tindakan kekerasan kepada DSA usai terlibat percekcokan. Di dalam lift, korban ditendang oleh pelaku hingga korban jatuh terduduk.
"Dan kemudian setelah duduk, saksi GR melakukan pemukulan kepala korban DSA sebanyak dua kali dengan menggunakan botol minuman keras, ini sesuai CCTV dan prarekonstruksi," ujar Pasma.
Tidak berhenti di sana, tindakan kekerasan kembali terjadi ketika keduanya berada di parkiran. Korban dilaporkan sempat tergilas dan terseret sejauh lima meter oleh kendaraan pelaku.
"GR memasuki mobil di kursi pengemudi. Selanjutnya mobil dijalankan oleh GR dari parkir belok ke kanan, sedangkan posisi korban di sebelah kiri. Sehingga mengakibatkan korban terlindas sebagian tubuhnya dan terseret sejauh lima meter kurang lebih," ucap dia.
Beri napas buatan
Setelah korban terlindas dan terseret, pelaku membawanya ke apartemen di PTC. Korban dilaporkan sudah berada dalam kondisi lemas. Pelaku terlihat sempat memberikan upaya napas buatan sambil menekan dada korban.
Tak kunjung merespons, GR membawa DSA ke RS Nasional Hospital untuk diberikan perawatan. Nahas, korban tidak terselamatkan dan meninggal pukul 02.30 WIB.
Pesan korban sebelum tewas
DSA sempat mengirim pesan suara sambil menangis saat dianiaya oleh Gregorius ke temannya. Dia mengirim pesan tersebut sebelum tak sadarkan diri.
"Sebelum korban ini mengalami fase kritis atau tidak sadarkan diri, sempat mengirim voice note (pesan suara) ke temannya. Sedang dihajar oleh si RT sambil nangis-nangis," kata pengacara korban Dimas Yemahura, di Mapolrestabes Surabaya, Jumat.
Dimas mengatakan DSA dan Ronald memiliki hubungan asmara sejak lima bulan terakhir. Namun belum diketahui apa yang membuat mereka cekcok hingga terjadi penganiayaan.
Laporan palsu
Tersangka GR sempat melakukan pelaporan palsu bahwa korban, DSA meninggal akibat sakit asam lambung. Laporan tersebut dibuat di Polsek Lakarsantri, Surabaya.
"Jadi begini, kami juga mengkritisi karena R, kami kuat dugaan melakukan laporan palsu ke Polsek Lakarsantri. Dia melaporkan bahwasanya ada orang yang meninggal karena sakit asam lambung atau jantung," kata tim kuasa hukum korban, Dimas Yemahura Al Farauq, Kamis (5/10)
Pihak kepolisian menyebutkan bahwa terdapat kejanggalan dari kematian DSA. Satreskrim Polrestabes Surabaya kemudian menindaklanjuti dengan membentuk tim. Jenazah DSA juga diautopsi di RSUD dr Soetomo Surabaya.
Hotman Paris siap bantu keluarga korban
Pengacara kondang Hotman Paris menyatakan siap memberikan bantuan hukum kepada keluarga DSA.
Dalam unggahannya di Instagram, Hotman melampirkan tangkapan layar salah satu media online soal harta kekayaan Edward Tannur, ayah Gregorius. Ia lalu mengundang keluarga korban untuk bertemu di sebuah warung kopi.
"Ini kata media? Apa benar? Keluarga korban ditunggu di Kopi Joni oleh Hotman 911," demikian unggahan Hotman pada Jumat.
Politikius PKB Edward Tanur dinonaktifkan
Politikus PKB Edward Tannur dinonaktifkan dari tugasnya sebagai anggota Komisi IV DPR buntuk kekerasan berujung kematian yang dilakukan Gregorius Ronald Tannur. Edward Tannur merupakan ayah dari tersangka GR.
"Kami dari DPP PKB akan memutuskan sejak malam ini untuk menonaktifkan saudara Edward Tannur dari semua tugasnya di komisi. Jadi dia kita tarik dari komisi. Biar dia non-komisi," kata Sekretaris Jendral PKB Hasanuddin Wahid di Hotel The Shalimar, Malang, Jawa Timur, Minggu (8/10) malam.
Menurut Hasanuddin, alasan dari penonaktifan tersebut diambil supaya Edward dapat fokus menyelesaikan kasus yang menimpa anaknya sesuai peraturan yang berlaku.
[Redaktur: Sandy]