WahanaNews.co | Sejak berdiri pada 16 April 1962, satuan elite Komando Pasukan
Khusus (Kopassus) TNI Angkatan Darat terus berkembang menjadi kekuatan yang
disegani di dunia.
Tak hanya di kawasan Asia, Kopassus
bahkan sangat dihormati oleh negara dengan militer terkuat, seperti Amerika Serikat (AS).
Baca Juga:
Dukung Giat TNI, Bupati Humbahas Ikut Serta Bersihkan Eceng Gondok di Danau Toba
Sejumlah aksi Kopassus saat
menjalankan tugas operasi militer pernah menggemparkan dunia.
Salah satunya, sudah
tentu, adalah saat membebaskan sandera Warga Negara Indonesia (WNI) dari
pembajakan pesawat McDonnell Douglas DC-9 milik maskapai Garuda Indonesia di
Bandara Don Mueang, Bangkok (Thailand), 28 Maret 1981.
Dalam berita sebelumnya, mantan Komandan Operasi Badai Gurun (Desert Storm Operation) Angkatan Bersenjata AS (US Armed Forces), Jenderal (Purn) Tommy
Franks, memberikan pernyataan yang sangat mengejutkan.
Baca Juga:
Bupati Taput Apresiasi Giat TNI Manunggal Memelihara Danau Toba di Pantai Landai Balige
Meski berasal dari militer negara terkuat
di dunia, Franks tahu persis bagaimana kekuatan Tentara Nasional Indonesia
(TNI), terutama Kopassus.
Franks tahu persis dari data intelijen
yang diterimanya, bagaimana aksi para prajurit Kopassus saat beraksi di Bandara
Don Mueang, 39 tahun silam.
Sebagai salah satu pasukan khusus yang
disegani di dunia, ternyata Kopassus juga menjadi salah satu pantutan (role model) bagi sejumlah militer negara
asing.
Saat masih menduduki posisi sebagai
Komandan Jenderal (Danjen) Kopassus, Mayjen TNI I Nyoman Cantiasa sempat mengisahkan bahwa Korps Baret Merah pernah melatih dan mendidik
sejumlah pasukan dari negara lain.
Dalam keterangannya, Perwira Tinggi
(Pati) TNI Angkatan Darat yang saat ini menjadi Panglima Komando Daerah Militer
(Pangdam) XVII Cenderawasih itu menyebut, ada tiga
negara di Asia Tenggara yang pernah berguru pada Kopassus.
Beberapa di antaranya
adalah Malaysia, Kamboja, dan Brunei Darussalam.
Nyoman mengatakan, khusus untuk
Angkatan Darat Kerajaan Kamboja, sejumlah prajuritnya bahkan dikirim langsung
oleh negaranya ke Pusat Pendidikan Pasukan Khusus (Pusdikpassus) di Batujajar,
Bandung, Jawa Barat.
"Jadi, Kopassus
ini, dulu pernah kita diminta mendidik dan melatih pasukan-pasukan
khusus dari luar negeri. Tahun-tahun 1970-an itu
dari Malaysia pertama. Kemudian Kamboja, mereka langsung
mengirimkan personelnya ke Pusdikpassus Batujajar, di lembaga pendidikan
sana," ujar Nyoman.
Meski tak disebutkan dengan jelas
berapa personel Angkatan Darat Kamboja yang mengikuti pelatihan komando di
Pusdikpassus Batujajar, namun para prajurit Kamboja ini sangat bangga bisa
menimba ilmu dari Kopassus.
Dikatakan Nyoman, saking bangganya, pasukan khusus Angkatan Darat Kerajaan Kamboja ini sampai meng-"copas" (copy-paste) alias menjiplak seluruh atribut Kopassus.
Tak hanya seragam Pakaian Dinas
Lapangan (PDL), bahkan pasukan elite militer Kamboja itu juga menggunakan baret
berwarna merah, layaknya Kopassus.
"Mereka ikut pelatihan komando,
kemudian kita didik dan mereka kembali. Bahkan Kamboja itu, mulai dari simbol
baret, baju semua, menggunakan seragamnya Kopassus di Kamboja sana. Karena
bangganya sama Kopassus," kata Nyoman,
melanjutkan.
Menurut laporan lain, yang dikutip dari Fresh
News Asia, satuan elite Angkatan Darat Kerajaan Kamboja yang berguru kepada
Kopassus itu diketahui bernama Special
Forces 911 (SF911).
Pasukan ini, pada
awalnya, berasal dari Skuadron Penerjun, yang
akhirnya disatukan pada 1948.
Setelah itu, pada
1995, satuan ini disatukan dalam satuan yang lebih besar, setingkat brigade.
Empat tahun kemudian, SF-911 pun resmi
berdiri sebagai unit satuan elite dalam Angkatan Darat Kerajaan Kamboja. [qnt]