WahanaNews.co | Ketua Forum
Komunikasi Alawiyyin Indonesia, Habib Umar Idrus Alhabsyi, menilai, saat ini
banyak sekali kelompok masyarakat yang melakukan agenda-agenda politik
tertentu, yang justru memberikan ancaman kepada persatuan dan kesatuan bangsa Indonesia.
Ia pun
menyayangkan kelompok-kelompok tersebut selalu membalut diri mereka dengan
identitas tertentu dalam upaya melegitimasi ruang geraknya.
Baca Juga:
Kapolri Resmikan 29 Satuan Pelayanan Pemenuhan Gizi di Sumut, Wujudkan Mimpi Indonesia Sehat
Untuk
itu, ia meminta kepada aparat keamanan baik Polri maupun TNI untuk menindak
tegas para kelompok yang justru sengaja ingin mengganggu stabilitas nasional.
"Menghimbau
kepada Kapolri dan Pangab menangkap siapa saja, orang atau kelompok organisasi
gerakan tersebut, yang
berusaha mengkudeta pemerintah Negara Indonesia secara inkonstitusional,"
kata Habib Umar, Senin (16/11/2020) malam.
Dan ia
juga meminta agar aparat keamanan negara tetap memiliki nyali yang kuat untuk
menjaga eksistensi NKRI dari rongrongan kelompok semacam itu.
Baca Juga:
Jejak Langkah Irjen Firly Ruspang, Jenderal Brimob Asal Simalungun
"Berani
melakukan pengamanan terhadap Negara dari Kelompok atau orang yang akan
melakukan pemufakatan jahat terhadap Kedaulatan Negara Republik
Indonesia," ujarnya.
Kemudian,
Habib Umar juga meminta dengan tegas kepada aparat Kepolisian maupun TNI untuk
tidak segan-segan meringkus mereka yang sengaja menyebarkan kebencian antar
sesama dan mengancam toleransi di NKRI.
"Menangkap
pihak-pihak yang membawa kebencian dan intoleransi dengan mengatasnamakan
agama, yang berujung makar kepada Negara Kesatuan Republik Indonesia,"
tandasnya.
Di sisi
lain, Habib Umar memaparkan, bahwa provokasi berbungkus isu identitas yang bisa
mengancam persatuan keberlangsungan hidup dan eksistensi suatu bangsa, ternyata
sangat dipengaruhi oleh kemampuan bangsa tersebut dalam memahami dan menguasai
kondisi geografi serta lingkungan sekitarnya.
"Tumbuh
kembangnya atau berkurangnya ruang hidup bangsa, juga dipengaruhi oleh
pandangan geopolitik yang diyakini oleh entitas suatu bangsa," tukasnya.
Kemudian,
berbagai pengaruh dan dampak negatif dari perkembangan lingkungan strategis
yang disertai berubahnya persepsi dan hakikat ancaman terhadap eksistensi
maupun kedaulatan bangsa, tentu saja harus dicermati dan disikapi oleh bangsa
Indonesia secara sungguh-sungguh.
Dan hal
ini pula berangkat dari pemikiran, bahwa ruang merupakan inti dari geopolitik
karena di sana merupakan wadah dinamika politik dan militer.
Untuk
itu, ia pun mengingatkan bahwa penguasaan ruang secara de facto dan de jure
merupakan legitimasi dari kekuasaan politik. Karena di sanalah kehormatan dan
kedaulatan jadi bahan pertaruhannya.
"Bertambahnya
ruang negara atau berkurangnya ruang negara oleh berbagai jenis sebab, selalu
dikaitkan dengan kehormatan dan kedaulatan negara dan bangsa," tutup Habib
Umar. [dhn]