“Karena penting bagi kita untuk memastikan kredibilitas sumber informasi untuk menghindari paparan hoax,” kata wartawan VOI ini.
Ary juga memberikan petunjuk mengenali hoax, seperti asal sumber yang mencurigakan.
Baca Juga:
Kalimantan Selatan Siap Sambut Perhelatan HPN 2025
Ia menyoroti ciri-ciri berita bohong, termasuk judul yang provokatif dan hiperbolik.
Dudi Hartono menyoroti faktor biologis manusia sebagai faktor utama dalam penyebaran hoaks di masyarakat, mengutip penjelasan pakar neurosains, Sam Harris.
“Ada bias kognisi dan konfirmasi dalam otak manusia,” kata Dudi.
Baca Juga:
Hendry Ch Bangun Sah sebagai Ketum PWI, Pemblokiran AHU Lindungi Organisasi
Kedua pembicara sepakat bahwa peningkatan literasi digital menjadi kunci untuk mengantisipasi penyebaran berita palsu.
Ary menyarankan melakukan cek fakta (fact checking), sementara Dudi merekomendasikan pendekatan skeptisisme dan penundaan penyebaran informasi.
Di tempat terpisah Iqbal Irsyad, Ketua Satgas Anti Hoax PWI Pusat, menegaskan bahwa seminar semacam ini merupakan bagian dari program satgas untuk tindakan preemptif dan preventif kepada masyarakat, selain tindakan korektif melalui pemantauan dan klarifikasi informasi.