WahanaNews.co | Presiden Joko Widodo alias Jokowi
menawarkan Pulau Biak, Papua, kepada CEO Tesla, Elon
Musk, agar dimanfaatkan sebagai landasan peluncuran roket SpaceX.
Kenyataannya,
penawaran yang dilakukan pemerintah itu memicu kegeraman masyarakat Papua.
Baca Juga:
Bangun Bandara Antariksa, BRIN Sebut Indonesia Cocok Jadi Pusat Peluncuran Satelit
Hal ini
dianggap berdampak negatif dan bisa menghancurkan ekosistem di Pulau Biak,
serta membuat warga setempat bakal dipaksa meninggalkan kampung halamannya.
Dikutip
dari The Guardian, seorang Kepala
Suku Pulau Biak, Manfun Sroyer, mengaku khawatir orang Papua akan terusir dari rumah mereka.
"Pelabuhan
antariksa ini akan merugikan tempat perburuan tradisional kami, merusak alam
tempat hidup kami bergantung. Tapi, jika kami protes, kami akan segera
ditangkap," kata Manfun Sroyer, Kamis (11/3/2021).
Baca Juga:
Indonesia Cocok Jadi Pusat Peluncuran Satelit, BRIN Berencana Bangun Bandara Antariksa di Papua
Manfun
menambahkan, sebelumnya, Badan Antariksa Rusia Roscosmos juga mempunyai tujuan yang sama untuk mengembangkan situs
peluncuran roket di Pulau Biak pada tahun 2024.
"Pada
2002, Rusia menginginkan tanah kami untuk peluncuran satelit. Kami memprotes
dan banyak yang ditangkap dan diinterogasi. Sekarang mereka membawanya kembali,
pelecehan serta intimidasi ini masih berlangsung," ungkap dia.
Jaringan
Advokasi Tambang (Jatam) pun turut bersuara memberikan dukungan penolakan
adanya pembangunan "Pulau Antariksa" di sana.