Jatam
berpendapat bahwa penambangan yang diperluas di sana akan meningkatkan
deforestasi, mencemari situs warisan dunia laut UNESCO yang diusulkan, dan
membahayakan kesehatan masyarakat setempat.
Tambang
Grasberg di Papua adalah tambang tembaga terbesar kedua di dunia.
Baca Juga:
Bangun Bandara Antariksa, BRIN Sebut Indonesia Cocok Jadi Pusat Peluncuran Satelit
Peningkatan
produksi di sana kemungkinan akan menambah 80 juta ton limbah pertambangan yang
dibuang ke sungai di sekitarnya setiap tahun. Ini bakal memperburuk kerusakan lingkungan.
Sementara
itu, juru bicara pemerintah Indonesia mengatakan bahwa Lembaga Penerbangan dan
Antariksa Nasional Indonesia (Lapan) telah berkonsultasi secara ekstensif
dengan Pemerintah Provinsi (Pemprov) Papua mengenai rencana pembangunan
landasan antariksa di Pulau Biak.
Pemerintah
memastikan, kehadiran "Pulau Antariksa" di sana bakal
meningkatkan perekonomian, terutama ekonomi lokal warga sekitar.
Baca Juga:
Indonesia Cocok Jadi Pusat Peluncuran Satelit, BRIN Berencana Bangun Bandara Antariksa di Papua
"Pemprov
Papua menilai, pembangunan pelabuhan antariksa di Biak akan menjadikan
Kabupaten Biak Numfor sebagai hub dan
membawa dampak ekonomi yang positif bagi pemerintah daerah dan masyarakat
setempat. DPR RI juga melihat, pembangunan Pulau Biak sebagai 'Pulau Luar Angkasa' akan
membawa multiplier effect bagi
masyarakat sekitar," kata dia.
Lapan
akan terus berkonsultasi secara intensif dengan masyarakat lokal seiring dengan
pengembangan rencana pelabuhan antariksa.
Musk
berencana meluncurkan 12.000 satelit pada tahun 2026 untuk menyediakan internet
berkecepatan tinggi yang murah melalui layanan internet Starlink.