WahanaNews.co | Koordinator
Tim Pakar dan Juru Bicara Pemerintah untuk Penanganan Covid-19, Wiku Adisasmito
mengungkapkan, secara nasional keterpakaian tempat tidur isolasi untuk pasien
Covid-19 mengalami peningkatan bervariasi. Tren peningkatan ini terjadi selama
enam hari terakhir.
Baca Juga:
Ini Tata Cara Isoman bagi Pasien Cacar Monyet
"Di tingkat nasional keterpakaian tempat tidur sebesar 14,2%
terhitung dari 20 Mei dibandingkan dengan 26 Mei 2021," kata Wiku pada
konferensi pers tentang "Perkembangan Penanganan Covid-19 di Indonesia, Jumat
(28/5/2021).
Wiku menambahkan, jumlah keterpakaian tempat tidur ruang
isolasi di seluruh rumah sakit rujukan Covid-19 di Indonesia adalah 20.560.
Kendati demikian, jumlah tersebut meningkat menjadi 23.488 tempat tidur pada 26
Mei 2021.
Menurut Wiku, adanya peningkatan ini dikontribusi oleh lima
provinsi yang mengalami peningkatan 18-23% pada rentan waktu yang sama.
Baca Juga:
Menpan RB Bolehkan ASN WFH Selama Sepekan Mulai Senin
Kelima provinsi itu, pertama, DKI Jakarta mengalami kenaikan
23,7% dari 21 Mei 2021 sebesar 3.108 menjadi 3.846 tempat tidur isolasi terisi
pada 26 Mei 2021.
Kedua, Jawa Barat mengalami kenaikan 20,3% dari 20 Mei
sebesar 3.003 menjadi 3.615 tempat tidur isolasi terisi pada 26 Mei 2021.
Ketiga, Jawa Tengah, mengalami kenaikan 23,13% dari 20 Mei
sebesar 2.567 menjadi 3.161 tempat tidur isolasi terisi pada 26 Mei 2021.
Keempat, Banten, mengalami kenaikan 21,2% dari 20 Mei
sebesar 816 menjadi 959 tempat tidur isolasi terisi pada 26 Mei 2021.5.28.
Kelima, Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY), mengalami kenaikan
18,18% dari 21 Mei sebesar 495 menjadi 585 tempat tidur isolasi terisi pada 26
Mei 2021.
"Data ini menandakan bahwa terjadi peningkatan kasus
Covid-19 pada enam hari terakhir utamanya yang membutuhkan perawatan di ruang
isolasi baik di tingkat nasional maupun di lima provinsi ini," ucapnya.
Wiku menambahkan, keterisian tempat tidur isolasi ini
menunjukkan adanya peningkatan pasien dengan sedang hingga berat, sehingga
membutuhkan ruang isolasi.
"Ini alarm keras untuk kita semua, terutama untuk
provinsi-provinsi yang berada di Pulau Jawa," ucapnya.
Wiku menyebutkan, data tersebut menunjukan bahwa Pulau Jawa
menjadi kontributor terbesar penambahan kasus positif Covid-19 di tingkat
nasional. Namun, apabila provinsi di Pulau Jawa dapat melakukan konsolidasi
penanganan Covid-19 dengan baik, maka dapat menjadi kontributor perbaikan
perkembangan kasus Covid-19 di tingkat nasional.
"Manfaatkan forum koordinasi pimpinan daerah, lintas wilayah
di tingkat provinsi, kabupaten dan kota di Pulau Jawa agar dapat menghasilkan
strategis pengendalian Covid-19 yang efektif," pungkasnya. [dhn]