WahanaNews.co | Makhsan H. Dalimunthe, Syuriah Pengurus Cabang Nahdlatul Ulama (NU) Tapanuli Selatan, Sumatera Utara, menceritakan perjalanannya ke Muktamar NU ke-34 di Lampung.
Dengan wajah semringah, ia bercerita soal kedatangannya menemui saudara-saudaranya yang hanya berjumpa lewat batin.
Baca Juga:
Depan Asosiasi Haji, Wapres Ma'ruf Amin Singung Soal Pengurus Tandingan
Menurut Ustaz Makhsan, begitu sosok sepuh itu biasa disapa, lewat batin karena entah kenapa ia selalu merasa bertaut dengan para ulama, meskipun nyaris tidak pernah ketemu secara langsung.
Pertautan batin itu karena NU, menurut Makhsan, dan hal itu bisa terajut dengan pertemuan fisik di Muktamar NU Lampung. Sesuatu yang membuat dirinya selalu semangat berjumpa para ulama.
Makhsan pun bersama jemaah NU dari Tapanuli Selatan melakukan perjalanan darat, menempuh perjalanan hampir 2 hari. Jarak tempuh lebih dari 1.453 KM.
Baca Juga:
Bantahan Keras Yenny Wahid: Jelas Sekali Gus Dur Dikudeta Cak Imin
Ia mengaku bahwa bersama jemaah NU, ia berangkat pada Minggu (19/12/2021) siang usai salat zuhur dan sampai lampung Selasa (21/12/2021) malam.
“Meskipun capek, itu rihlah. Rihlah bagi orang pesantren adalah ziarah, mengikuti ulama dan acara seperti muktamar ini,” kata Makhsan Rabu (22/12).
Ia mengaku, satu hal yang membuat dia semringah adalah saat berjumpa dengan para saudara.
“Berjumpa saudara sesama NU, sebab di NU sesama NU itu jadi satu. Sekalipun dia dari Bali, Lombok, Kalimantan. Itu semuanya menyatu karena NU, muktamar jadi momen bahagia,” tambahnya.
“Kalau boleh, tiap muktmar saya datang. Jombang (Muktamar 2015) dateng. Saya kangen, istilah Tapanulinya itu taraha, satu hati. Satu hati yang dilihat dari para ulama ikhlas berjalan meskipun jauh,” tambahnya.
Makhsan H. Dalimunthe adalah 1 dari ribuan Nahdliyin yang datang ke Muktamar NU ini. Umur bagi Makhsan tampaknya hanya sekadar angka.
Ia merasa harus datang ke Muktamar, berjumpa dengan para ulama. Dalam bahasa Makhsan, sebagai usaha menautkan batin, satu hati, satu cinta. [qnt]