WahanaNews.co, Jakarta - Wakil Presiden Ma'ruf Amin menilai tak etis jika dalam suatu organisasi muncul pengurus tandingan usai digelarnya sebuah forum musyawarah organisasi seperti Munas atau Muktamar.
Hal ini disampaikan saat menghadiri acara Forum Silaturahmi Antar-Travel Haji dan Umroh (SATHU) dan Asosiasi Muslim Penyelenggara Haji dan Umrah Republik Indonesia (Amphuri) di Jakarta, Senin (2/9).
Baca Juga:
Pemkab Simalungun Lantik 33 Pejabat Administrator dan Pengawas
Awalnya, Ma'ruf mengucapkan selamat kepada Amphuri yang sudah menggelar Munas sehingga terpilih para pengurus baru. Ia menganggap wajar jika ada persaingan sebelum Munas.
"Kalau tadi dibilang ada kompetisi, ada persaingan, boleh saja sebelum Munas selesai," kata Ma'ruf dalam video yang diunggah di kanal YouTube Wakil Presiden RI, melansir CNN Indonesia.
Ma'ruf lantas membandingkan dengan kondisi di internal Nahdlatul Ulama (NU). Sebelum Muktamar Ma'ruf bilang pasti ada 'gegeran' atau persaingan satu sama lain yang ingin maju sebagai kandidat pemimpin organisasi.
Baca Juga:
58 Pejabat Administrator dan Pengawas Kota Sibolga Dilantik
Namun, ia menyatakan setelah Muktamar berakhir pasti terjadi 'ger-geran' atau tertawa dan saling berangkulan satu sama lain.
"Kalau sebelum Munas boleh saja bersaing, tapi kalau sudah selesai harus saling merangkul, ger-geran itu saling ketawa. Selesai wa billahi taufiq wal hidayah," kata dia.
Karena itu, Ma'ruf berharap jangan sampai muncul pengurus tandingan dalam suatu organisasi jika forum musyawarah sudah selesai.