WahanaNews.co |
Publik Indonesia sempat heboh kemarin, Kamis (27/5/2021) pagi.
Tepat pukul 10.55 WIB, beredar SMS berantai
dengan nomor resmi dari Kominfo-BMKG. Isinya adalah peringatan dini tsunami.
Baca Juga:
BMKG Hang Nadim: Kota Batam Berpotensi Hujan Sepanjang Hari Ini
Informasi tersebut dipastikan hoaks alias
tidak benar.
SMS yang sempat menghebohkan masyarakat itu
isinya: Peringatan Dini Tsunami di Jatim, NTB, Bali, NTT, Jateng, Gempa
Mag:8.5, 04-Juni21 10:14:45WIB, Lok:10.50LS, 114,8 BT, Kdlmn:10KM::BMKG.
Selang 16 menit kemudian, disusul SMS blast
klarifikasi.
Baca Juga:
Hingga 25 November: Prediksi BMKG Daerah Ini Berpotensi Cuaca Ekstrem
Bunyinya: Mohon maaf terjadi kesalahan
sistem pengiriman TEST-Peringatan Dini Tsunami di Jatim, NTB, BALI, NTT,
JATENG,.:;BMKG.
Tidak semua masyarakat menerima SMS berantai
dari nomor resmi BMKG tersebut.
Di antara yang menerima SMS tersebut adalah
Anton Slamet Hariyadi, warga Kecamatan Kencong, Kabupaten Jember, Jawa Timur.
"Saat menerima SMS itu, saya sempat bingung.
Kapan ada gempa, kok tiba-tiba ada SMS itu," tuturnya, Kamis (27/5/2021).
Anton, yang saat itu berada di pusat keramaian
Pasar Kencong, juga heran warga di sekelilingnya anteng alias tidak ada
respons apa-apa.
Setelah dia cek, tidak semua orang di pasar
menerima SMS blast tersebut.
Dia tidak sempat mengecek keterangan tanggal
dalam SMS blast tersebut.
Dia bersyukur bahwa akhirnya dipastikan SMS
itu adalah hoaks.
Penjelasan BMKG
Kepala Pusat Gempa Bumi dan Tsunami BMKG,
Bambang Slamet Prayitno, menyampaikan bahwa SMS blast tersebut tidak
benar.
Pemicunya adalah kesalahan pada sistem
pengiriman informasi gempa bumi dan peringatan dini tsunami.
BMKG dan Kementerian Kominfo telah merespons
secara cepat dengan melakukan klarifikasi terhadap sistem pengirim informasi
yang salah itu.
"Saat ini, BMKG bersama Kementerian Kominfo
sedang melakukan penelusuran dan investigasi lebih mendalam," katanya.
Tujuannya untuk mengetahui penyebab kesalahan
sistem SMS itu, sampai tersebarnya informasi hoaks gempa berpotensi tsunami.
Bambang juga menegaskan, SMS tersebut bukan
merupakan prediksi gempa yang akan terjadi dalam waktu dekat.
Karena, menurut dia, sampai saat ini belum ada
satupun teknologi di dunia yang mampu memprediksi dengan tepat dan akurat soal
gempa. Baik itu kapan waktunya, di mana lokasinya, dan berapa besar
kekuatannya.
Jubir Kementerian Kominfo, Dedy Permadi,
mengkonfirmasi bahwa SMS blast peringatan dini tsunami palsu tersebut
bukan disebabkan oleh peretasan sistem.
"Tidak ada peretasan di sistem Kominfo. Karena
konten (SMS blast) langsung dikoordinasikan oleh BMKG kepada operator
seluler. Teknis masalahnya silakan ditanyakan ke BMKG," jelas Dedy pada wartawan,
Kamis (27/5/2021).
Dedy mengatakan, konten peringatan dini gempa
dan tsunami tersebut tidak benar dan telah dikoreksi secara resmi oleh BMKG.
Sementara itu, menurut Chairman Lembaga Riset
Siber Indonesia Communication and Information System Security Research Center
(CISSRec), Pratama Persadha, bisa saja SMS blast palsu tersebut hanya
karena kesalahan sistem.
Namun, ia juga mengatakan, tetap tidak menutup
kemungkinan sistem diseminasi informasi bencana tersebut terkena retas.
Karena, menurutnya, sistem keamanan BMKG juga
tidak terlalu kuat. [jef]