Sudiarta menjelaskan laut dekat Selat Lombok kedalamannya
hingga mencapai 1,3 kilometer. Sementara itu, laut di sekitar Celukan Bawang
kedalamannya sekitar 700 meter. Karena itu, semakin ke timur, laut tersebut
semakin dalam dan masuk kategori palung laut.
Akademisi Jurusan Perikanan dan Ilmu Kelautan Fakultas
Pertanian Universitas Warmadewa ini menjelaskan arus di laut utara Bali memang
termasuk yang mendapat arus global, sehingga relatif kuat dan memutar. Arus
kuat itu karena adanya angin global ke Selat Makassar.
Baca Juga:
Bangkai KRI Nanggala-402 Mau Diangkat, Banyak Negara Tawarkan Bantuan
"Arus besar dunia ini dari Pasifik masuk ke Selat
Makassar, terus ke selatan ke Selat Lombok. Nanti masuk dia ke Samudra Hindia.
Nah, sebagai sekitar 10-20 persen dia (arusnya) bawa ke timur, tapi nanti dia
memutar lagi. Tapi masuk lagi dia (arus) ke Selat Lombok," tuturnya.
Namun dari semua itu, ada harapan cadangan oksigen di kapal
selam KRI Nanggala-402 dapat bertahan dalam waktu lima hari jika tidak terjadi
blackout di kapal selam. Blackout adalah mati listrik di dalam kapal.
"Kemarin saya sampaikan 72 jam itu ketika kapal
blackout. Tapi ketika kapal ini tidak blackout atau memiliki kelistrikan, ini
bisa sampai lima hari," kata KSAL Laksamana Yudo Margono.
Baca Juga:
Prabowo Janjikan Ini ke Anak Korban KRI Nanggala-402
Yudo tak bisa memastikan apakah kapal selam dalam kondisi
blackout atau tidak. Menurutnya, tim dari Kopaska menyebut lampu di kapal selam
tersebut masih terlihat menyala saat awal menyelam.
"Saya menduga kapal tidak blackout, tapi kalau saat
menyelam blackout, kemampuannya hanya 72 jam. Tapi kalau ini kelistrikannya
hidup, itu bisa bertahan 5 hari," ucapnya.
KRI Nanggala-402 sebelumnya hilang kontak dalam latihan
penembakan torpedo pada Rabu (21/4) dini hari. TNI melakukan fokus pencarian
KRI Nanggala-402 di laut sebelah utara Bali, sekitar 40 km dari Celukan Bawang,
Kecamatan Gerokgak, Kabupaten Buleleng, Bali. Di lokasi tersebut ditemukan
tumpahan minyak dan daya magnet yang besar yang diduga bersumber dari KRI
Nanggala-402. [qnt]