WahanaNews.co | Wakil Menteri Pertanian (Wamentan) Harvick Hasnul Qolbi melakukan kunjungan kerja (kunker) ke Mamuju, Sulawesi Barat (Sulbar), pada Senin (30/01/23). Dia meminta ekspor komoditas pertanian dan perkebunan dari Sulbar pada 2023 lebih ditingkatkan karena memiliki potensi yang sangat besar.
Capaian nilai ekspor komoditas pertanian di Sulbar 2022 mencapai Rp5,61 triliun dan mengalami penurun 21,4 persen dibanding 2021 yang mencapai Rp 7,1 triliun. Kebijakan larangan ekspor Crude Palm Oil (CPO) dan pandemi Covid-19 jadi beberapa faktor penyebab menurunnya capaian nilai ekspor tersebut.
Baca Juga:
Wamentan Sudaryono Siap Perkuat Visi Presiden Prabowo Wujudkan Swasembada Pangan
"Kalau bisa Sulbar ini bisa bangkit lagi di tahun 2023, karena di tahun 2021 itu tercatat angka tertinggi Rp 7,1 triliun," kata Harvick seperti dilansir dari Liputan6, Selasa (31/1/2023).
Harvick menambahkan, ada begitu banyak perusahaan mitra dari Kementan yang bisa dimanfaatkan untuk peningkatan akselerasi ekspor pertanian di Sulbar. Dia juga menekankan agar lebih banyak melibatkan masyarakat dalam peningkatan ekspor, karena capaian itu bukan semata-mata prestasi dari pemerintah.
Harvick mengungkapkan akselerasi bisnis pertanian dikoordinir oleh Kementerian BUMN, salah satunya Pupuk Indonesia Holding Company (PIHC). Dari situ terdapat anak hingga cucu perusahaan yang terus bergerak mengembangkan bisnis pertanian.
Baca Juga:
Kementan Ajak Jepang Ikut Perkuat Program Pertanian Indonesia
"Banyak sekali yang bisa dimanfaatkan. Dari tahun ke tahun akselerasi kita meningkat terus. Tercatat Rp600 triliun lebih di 2020 dan naik terus hingga di 2022," ungkap Harvick.
Sedangkan, Pj Gubernur Sulbar, Akmal Malik mengatakan, meski terjadi penurunan capaian nilai ekspor di tahun 2022, namun ada penambahan komoditas baru yang diekspor ke Arab Saudi, yakni madu. Sejauh ini tercatat ada sepuluh negara tujuan ekspor komoditas pertanian asal Sulbar.
"Ekspor kita masih didominasi turunan sawit sekitar 95 persen. Sisanya adalah kontribusi dari arang briket batok kelapa, kakao, kopi, sapu lidi dan sabut kelapa," kata Akmal.
Akmal menambahkan, Sulbar juga intens mengekspor komoditas peternakan, seperti sarang burung walet yang memiliki nilai ekonomis sangat tinggi. Jumlah pengeluaran sarang wallet ke luar Sulbar berturut-turut sepanjang 2020 sebanyak 1,33 ton. Tahun 2021 2,62 ton dan tahun 2022 3,955 ton.
"Ekspornya tidak melalui Sulbar. Ini yang menjadi tantangan kita bersama bagaimana agar nilai tambah dari ekspor itu dinikmati di Sulbar," tambah Akmal.
Kepala Stasiun Karantina Pertanian Kelas II Mamuju, Agus Karyono mengaku, tahun ini pihaknya menargetkan capaian nilai ekspor komoditas pertanian Sulbar sebanyak Rp8 triliun. Meningkat 30 persen dari capaian tahun 2022 sesuai dengan apa yang diminta oleh Kementerian Pertanian.
"Karantian Pertanian Mamuju akan melakukan langkah-langkah strategis, yakni bimbingan teknis ekspor komoditas pertanian, sarang burung walet, tanaman porang dan kakao. Kita titik beratkan di sub sektor perkebunan," tutup Agus. [ast]